BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Belajar merupakan kegiatan
sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di
sekolah, di rumah, dan di tempat lain
seperti di museum, perpustakaan, kebun binatang, sawah sungai atau huatan.
Ditinjau dari segi guru, kegiatan belajar siswa tersebut ada yang tergolong
dirancang dalam desain intruksional. Kegiatan belajar yang termasuk rencana
guru, bila siswa belajar di tempat-tempat tersebut untuk mengerjakan
tugas-tugas belajar sekolah. Di samping itu ada juga kegiatan belajar yang
tidak termasuk rancangan guru. Artinya, siswa belajar karena keinginannya
sendiri. Pengetahuan tentan “belajar, karena ditugasi” dan “belajar karena
motivasi diri” penting bagi guru dan calon guru.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
pengertian dan peran penting motivasi belajar bagi siswa?
2.
Bagaimana
jenis-jenis motivasi belajar bagi siswa?
3.
Bagaimana
sifat-sifat motivasi belajar bagi siswa?
4.
Apa
saja unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar?
5.
Bagaimana
upaya untuk meningkatkan motivasi belajar?
1.3
TUJUAN PENULISAN
Tujuan
penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya
pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah . Ada pun tujuan penulisan
makalah , sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui pengertian dan peran penting motivasi belajar bagi siswa.
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis motivasi belajar bagi siswa.
3.
Untuk
mengetahui sifat-sifat motivasi belajar bagi siswa.
4.
Untuk
mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar.
5.
Untuk
mengetahui upaya untuk meningkatkan motivasi belajar.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian
Motivasi Belajar Menurut Para Ahli
Motivasi belajar menurut Frederick J.Mc.Donald dalam
dalam buku H Nashar, tahun 2004 halaman 39 adalah suatu perubahan tenaga di
dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan.
Motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan
eksternal yang menyebabkan seseorang atau individu untuk bertindak atau
mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan
terjadi (Abraham Maslow dalam H.Nashar, 2004:42)
Menurut soeharto dan kawan-kawan dalam bukunya tahun 2003
halaman 110, mengatakan bahwa motivasi belajar adalah keadaan dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan agar mencapai tujuan.
Drs. M. Dalyono memaparkan bahwa”motivasi adalah daya penggerak
atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam
diri dan juga dari luar” (Dalyono, 2005:55)
2.2. Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI)
Motivasi menurut KBBI
adalah dorongan yang tim bul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan
yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Sedangkan
belajar sendiri artinya adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
2.3. Jenis-jenis Motivasi menurut para Ahli
Motivasi belajar
menurut sardiman mengatakan bahwa
motivasi itu sangat bervariasi yaitu:
1.
Motivasi dilihat dari dasar
pembentukannya:
a.
motif-motif bawaan adalah motif
yang dibawa sejak lahir.
b.
motif-motif yang dipelajari,
artinya motif yang timbuk karena dipelajari.
2.
Motivasi menurut pembagian dari
woodworth dan marquis dalam sardiman:
a.
motif atau kebutuhan
organisasi, misalnya kebutuhan makan, minum, seksual, dan lain-lain.
b.
motif-motif darurat misalnya,
menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.
c.
motif-motif objektif.
3.
motivasi jasmani dan rohani
a.
motivasi jasmani seperti:
rileks, insting, otomatis, nafas, dan sebagainya.
b.
motivasi rohani seperti:
kemauan, atau minat.
4.
motivasi instrinsik dan
ekstrinsik.
a.
motivasi instrinsik adalah
motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b.
motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari
luar.(sardiman, 1996: 90)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Motivasi dan Pentingnya
Motivasi
A. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah usaha yang didasari untuk
mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk
mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih
baik, berprestasi dan kreatif. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk
belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara
belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi
kegiatan-kegiatannya.
Ada 3 komponen utama dalam motivasi
yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa
ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.
Beberapa ahli membagi kebutuhan
menjadi berbagai tingkatan
NO
|
Maslow
|
Mc. Cleland
|
1
|
Kebutuhan fisiologis
|
Kebutuhan akan kekuasaan
|
2
|
Kebutuhan akan perasaan aman
|
Kebutuhan untuk berafiliasi
|
3
|
Kebutuhan social
|
Kebutuhan berprestasi
|
4
|
Kebutuhan akan penghargaan diri
|
|
5
|
Kebutuhan untuk aktualisasi diri
|
|
Dari
segi dorongan, menurut Hull dorongan atau motivasi berkembang untuk memenuhi
kebutuhan organisme. Di samping itu juga merupakan sistem yang memungkinkan
organisme dapat memelihara kelangsungan hidupnya. Dari segi tujuan, maka tujuan
merupak pemberi arah pada perilaku.
B. Pentingnya
motivasi dalam belajar
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya
motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1.
Menyadarkan kedudukan pada awal, proses, dan hasil akhir belajar.
2.
Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan
dengan teman sebaya.
3.
Mengarahkan kegiatan belajar.
4.
Membesarkan semangat belajar.
5.
Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja(disela-selanya adalah istirahat dan bermain) yang
bersinambungan, individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa
sehingga dapat berhasil.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru.
Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi
guru, manfaat itu sebagai berikut:
1.
Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk
belajar sampai berhasil.
2.
Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas
bermacam-macam.
3.
Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara
bermacam-macam peran.
4.
Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis.
3.2. Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: motivasi primer
dan motivasi skunder.
a.
Motivasi primer
Motivasi primer
adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut pada umumnya berasal dari segi jasmani
manusia.
b.
Motivasi skunder
Motivasi skunder
adalah motivasi yang dipelajari. Motivasi skunder memegang peranan penting bagi
kehidupan manusia. Para ahli membagi motivasi skunder menurut pandangan yang
berbeda-beda.
NO
|
Thomas and
Znaniecki
|
Mc Cleland
|
Maslow
|
Marx
|
1
|
Keinginan
memperoleh pengalaman baru
|
Kebutuhan
untuk berprestasi
|
Kebutuhan
memperoleh rasa aman
|
Motif ingin
tahu, meperoleh kecakapan, berprestasi
|
2
|
Keinginan
untuk mendapat respon
|
Kebutuhan
memperoleh kasih saying
|
Memperoleh
kasih sayang dan kebersamaan
|
Kasih
sayang, kekuasaan dan kebebasan.
|
3
|
Keinginan
memperoleh pengakuan
|
Kebutuhan
memperoleh kekuasaan
|
Memperoleh
penghargaan
|
|
4
|
Keinginan
memperoleh rasa aman
|
|
Pemenuhan
diri atau aktualisasi diri
|
|
Perilaku
motivasi skunder juga terpengaruh oleh
adanya sikap, emosi, pengetahuan yang dipercaya, kebiasaan dan kemauan.
3.3. Sifat-Sifat Motivasi
a.
Motivasi Internal.
Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri, yang
dikenal sebagai motivasi internal, dan dari luar seseorang yang dikenal sebagai
motivasi eksternal. Motivasi internal yaitu motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki
tujuan orang yang terididik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi
tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju yang ingin dicapai adalah belajar.
Tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan. Dorongan yang menggerakkan
itu bersumber pada suatu kebutuhan. Kebutuhan yang berisikan keharusan untuk
menjadi orang yang terdidik dan berpengathuan. Jadi, memang motivasi itu muncul
dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol
dan seremonial.
b. Motivasi Eksternal.
Motivasi Eksternal yaitu motif-motif yang aktif
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi eksternal dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa
motivasi eksternal ini tidak baik dan tidak penting. Sebab, kemungkinan besar
keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen
lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga
diperlukan motivasi ekstrinsik.
3.4. Unsur-unsur yang Memengaruhi
Motivasi Belajar
a.
Cita-cita atau aspirasi.
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak
sejak kecil. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan
bergiat, bahkan dikemudian hari cita-cita dalam kehidupan. Dari segi emansipasi
kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat
belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan
dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi
cita-cita.
b.
Kemampuan siswa.
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan
kemampuan atau kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c.
Kondisi siswa.
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan
rohani sangat mempengaruhi motivasi belajar.
d.
Kondisi lingkungan siswa.
Lingkungan siswa berupa keadaan alam,
lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, kehidupan kemasyarakatan. Dengan
kondisi lingkungan tersebut yang aman, tentram, tertib dan indah maka semangat
dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan,
ingatan, pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman
dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.
f.
Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia
bergaul setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru
dapat memilil dan memilah yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku
yang baik tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan dan memotivasi siswa.
3.5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
a.
Optimalisasi penerapan prinsip belajar.
Dalam upaya pembelajaran, guru berhadapan dengan siswa dan bahan
belajar, oleh karena itu untuk dapat membelajarkan den mengajarkan bahan
pelajaran dipersyaratkan guru telah mempelajari bahan pelajaran, memahami
bagian-bagian yang mudah, sedang dan sulit. Menguasai cara-cara mempelajari
bahan dan memahami sifat bahan pelajaran tersebut.
Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar yaitu
belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar, belajar menjadi
bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya,
belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental
siswa dalam program kegiatan tertentu, belajar menjadi menantang siswa memahami
prinsip penilaian dan faedah belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari.
b.
Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran.
Upaya optimalisasi tersebut sebagai berikut:
1.
Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan belajar
yang dialaminya.
2.
Memelihara minat, kemauan dan semangat belajarnya sehingga terwujud
tindak belajar.
3.
Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar memberi
kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
4.
Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
5.
Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira
terpusat pada perilaku belajar.
c.
Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa.
Upaya optimalisasi tersebut sebagai berikut:
1.
Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya
2.
Guru memelajari hal-hal yang sulir bagi siswa
3.
Guru memecahkan hal-hal yang sulit, dengan mencari “cara
memecahkan”
4.
Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan mendidikkan keberanian
mengatasi kesukaran.
5.
Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
6.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang mampu memecahka
masalah untuk membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran.
7.
Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi
kesukaran belajarnya sendiri
8.
Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara
mandiri.
d.
Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar.
Guru adalah pendidik anak bangsa. Mendidikkan cita-cita belajar
pada siswa merupakan upaya “memberantas” kebodohan masyarakat. Upaya
mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar tersebut dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu:
1.
Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan
2.
Guru mengikutsertakan siswa untuk memelihara fasilitas belajar.
3.
Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan unjuk belajar.
4.
Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar.
BAB VI
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Motivasi
belajar merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum,
sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif. Ada 3 komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut: menyadarkan
kedudukan pada awal, proses, dan hasil akhir belajar, membesarkan semangat
belajar, dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi
guru, manfaat itu sebagai berikut: membangkitkan, meningkatkan, dan memberi
peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis.
Motivasi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: motivasi primer dan motivasi
skunder. Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, sedangkan motivasi skunder
adalah motivasi yang dipelajari. Perilaku motivasi skunder
juga terpengaruh oleh adanya sikap, emosi, pengetahuan yang dipercaya,
kebiasaan dan kemauan. Sifat-sifat motivasi bersumber dari dalam dan luar yang disebut sebagai:
motivasi internal, motivasi eksternal. Unsur-unsur yang memengaruhi motivasi belajar
antara lain sebagai berikut: Cita-cita atau aspirasi, kemampuan siswa, kondisi
siswa, kondisi lingkungan siswa. Upaya meningkatkan motivasi belajar: optimalisasi penerapan prinsip belajar, optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran, optimalisasi
pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa, pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar.
4.2.
Saran
alangkah baiknya jika semua siswa dan guru
dalam kegiatan belajar dan pembelajaran bisa melakasanakannya dengan motivasi
tinggi dan penuh semangat. semoga dengan disusunnya makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis sendiri khusunya dan bagi pembaca pada umunya.
DAFTAR RUJUKAN
Dimyati dan Mudjiono,1994.Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta:Depdikbud.
Dr. Ny. Roestiyah, 1992. Masalah
Pengajaran.Jakarta: PT. Guna Cahaya
Dr. J. Riberu, 1992. Mengajar
dengan Sukses. Jakarta: PT. Grasindo
Drs.C . Rhovio, 1990. Menulusuri
Jalur Pembangunan dan Inovasi Pendidikan. Surabaya: PT. Usaha Nasional
Sardiman, 1994. Interaksi
Inovasi Belajar Mengajar. Bandung : PT. Raja Grafindo Persada