BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Berbagai
kebutuhan hidup yang tidak terbatas dan kemampuan yang terbataslah yang
mendorong manusia untuk berhubungan dengan manusia lainnya. Hal ini diperkuat
dengan pendapat, bahwa manusia merupakan mahluk sosial. Sejalan dengan tingkat
kematangan (keinginan dan kemampuannya), hubungan tersebut terus bergerak
dinamis dimulai dari tingkat yang sederhana, hingga tingkat hubungan yang
modern. Sebuah organisasi adalah pola hubungan banyak yang saling terjalin
secara simultan yang menjadi jalan bagi orang, dengan pengarahan dari
pimpinan untuk mencapai tujuan bersama.
Pengorganisasian adalah
merupakan fungsi kedua dalam Manajemen. Organisasi identik dengan sekelompok
Individu yang terstruktur dan sistematis yang berada dalam sebuah sistem.
pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur
organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.
Dengan hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Pengorganisasian
merupakan fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan penting seperti halnya
fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi (manusia dan bukan manusia) akan diatur penggunaanya
secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Organisasi
sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga organisasi merupakan
suatu hal yang penting yang harus di pelajari dengan baik. Contohnya jika kita
bekerja pada sebuah perusahaan, kita akan melakukan suatu organisasi. Berkenaan
dengan hal itu menarik minat penulis membuat
makalah yang berjudul “Pengorganisaian dan Organisasi”.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana konsep
dari pengorganisasian?
2.
Bagaimana konsep
dari organisasi?
3.
Bagaimana
mengelola perubahan organisasi dan inovasi?
4.
Bagaimana
reorganisasi dan restrukturisasi?
C.
Tujuan
Masalah
1. Agar pembaca
dapat mengetahui konsep dari pengorganisasian.
2. Agar pembaca
dapat mengetahui konsep dari organisasi.
3. Agar pembaca
dapat mengelola perubahan organisasi dan inovasi
4. Agar pembaca
dapat mengetahui reorganisasi dan restrukturisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pengorganisasian
1. Pengertian Pengorganisasian
Istilah organisasi
memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga (institution)
atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan, badan
pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu
pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi manajemen.
Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan
dan pengalokasian pekerjaan di antara para anggota organisasi sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai secara efisien (Stoner, 1996). Sedangkan Hani Handoko
(1999) memberikan pengertian pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan
lingkungan yang melingkupinya.
Pengorganisasian
adalah suatu cara manajerial yang berhubungan dengan usaha-usaha kelompok untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan pembagian kerja. Dalam
usaha-usaha ini para anggota kelompok melaksanakan pekerjaannya disertai
pengetahuan dan metode ilmiah berdasarkan perspektif umum yang perlu memelihara
dan menjaga yang relevansi responsive dengan tujuan organisasi. Fungsi
perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan
sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang
telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
2. Proses Pengorganisasian
Fungsi yang dijalankan
oleh para manajer perusahaan untuk membagi pekerjaan kepada para pelaksana
tugas serta mengembangkan struktur hubungan antara pelaksana tugas yang satu
dengan pelaksana tugas lainnya sehingga tugas tersebut dapat dilakukan dan menunjang
tercapainya tujuan organisasi disebut sebagai fungsi pengorganisasian.
Sedangkan pengorganisasian merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
para manajer untuk menetapkan hubungan kerja di antara para karyawan agar
memungkinkan mereka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien
(Jones dan George, 2007).
Tujuan-tujuan
organisasi yang ingin dicapai telah ditetapkan terlebih dahulu dalam suatu
proses pengambilan keputusan yang disebut sebagai perencanaan. Secara simultan,
manajer harus mempertimbangkan apa yang sedang berlangsung dalam lingkungan
organisasi perusahaan saat ini dan juga apa yang akan terjadi pada lingkungan
organisasi perusahaan di masa yang akan datang.
Berikut terdapat
beberapa proses pengorganisasian yang jika dilakukan dengan baik dan
berdasarkan ilmiah maka organisasi yang disusun akan baik, efektif, efesien,
dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
a.
Manajer harus
mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai.
b.
Penentuan
kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan, dan
menspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
c.
Pengelompokan
kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokkan kegiatan-kegiatan ke
dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama.
d.
Pendelegasian
wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya wewenang yang akan
didelegasikan kepada setiap departemen.
e.
Rentang kendali,
artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap departemen atau
bagian.
f.
Peranan
perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas-tugas setiap
individu karyawan, supaya tumpang-tindih tugas dihindarkan.
g.
Tipe organisasi,
artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan dipakai.
h.
Struktur,
artinya manajer harus menetapkan struktur organisasi yang bagaimana akan
dipergunakan.
B. Konsep Organisasi
1. Pengertian Organisasi
Menurut
Louis A. Allen, organisasi adalah sebagai proses penetuan dan pengelompokan
pekerjaan yang akan dikerjakan, menetapkan dan melimpahkan wewenang dan
tanggung jawab, dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama
secara efektif dalam mencapai tujuan. Sedangkan menurut Drs. H. Malayu S.P.
Hasibuan organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan
terkoordinir dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Jadi organisasi hanya merupakan
suatu alat dan wadah saja yang memiliki unsur-unsur berupa manusia, tempat
kedudukan, tujuan, pekerjaan, struktur, teknologi, dan lingkungan.
2.
Prinsip-Prinsip
Organisasi
Untuk
terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien, serta sesuai sesuai
dengan kebutuhan, secara selektif harus didasarkan pada prinsip-prinsip
organisasi sebagai berikut.
a.
Prinsip tujuan
organisasi
Menurut prinsip ini tujuan organiasi
harus jelas dan rasional, apa bertujuan untuk mendapatkan laba atau untuk
memberi pelayanan. Hal ini merupakan bagian penting dalam menentukan struktur
organisasi.
b.
Prinsip kesatuan
tujuan
Menurut prinsip ini, di dalam suatu
organisasi harus ada kesatuan tujuan yang ngin dicapai. Organisasi secara
keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan
tersebut. Organisasi akan kacau jika tidak ada kesatan organisasi.
c.
Prinsip kesatuan
perintah
Menurut prinsip ini, hendaknya setiap
bawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggung jawaban hanya kepada
satu orang atasan, tetapi seorang atasan dapat memerintah beberapa orang
bawahan.
d.
Prinsip rentang
kendali
Menurut prinsip ini, seorang manajer
hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3
sampai dengan 9 orang. Jumlah bawaha ini tergantung kecakapan dan kemampuan
manajer bersangkutan.
e.
Prinsip
pendelegasian wewenang
Menurut prinsip ini, hendajnya
pendelegasian wewenang dari seseorang
atau sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif, sehingga ia
mengetahui wewenangnya.
f.
Prinsip
keseimbangan wewenagn dan tanggung jawab
Menurut prinsip ini, hendakna wewenang
dan tanggung jawab harus seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung
jawab yang timbul karenanya harus sama besarnya, hendaknya wewenang yang
didelegasikan tidak meminta pertanggung jawaban yang lebih besar dari wewenang
itu sendiri atau sebaliknya. Misalnya, jika wewenang sebesar X, tanggung
jawabnya pun harus sebesar X pula.
g.
Prinsip tanggung
jawab
Menurut prinsip ini, hendaknya
pertanggung jawaban dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis
wewenang dan perlimpahan wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab kepada
orang yang melimpahkan wewenang tersebut.
h.
Prinsip
pembagian kerja
Menurut prinsip ini, pengelompokan
tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam
satu unit kerja hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut.
i.
Prinsip penempatan
personalia
Menurut prinsip ini, hendaknya
penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas kecakapan,
keahlian, dan ketrampilannya. Mismanagement harus dihindarkan. Efektivitas
organisasi yang optimal memerlukan penempatan karyawan yang tepat. Untuk itu
harus dilakukan seleksi yang obyektif dan berpedoman atas job spesification dari jabatan yang aka diisinya.
j.
Prinsip jenjang
berangkai
Menurut prinsip ini, hendaknya saluran
perintah atau wewenang dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal
yang jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak terpendek. Sebaliknya
pertanggung jawaban dari bawahan ke atas juga melalui mata rantai vertikal,
jelas dan mempuh jarak terpendeknya. Hal ini penting, karena dasar organisasi yang
fundamental adalah rangkaian wewenang dari atas ke bawah.
k.
Prinsip
efisiensi
Menurut prinsip ini, suatu organisasi
dalam mencapai tujuannya harus mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan
yang minimal.
l.
Prinsip
kesinambungan
Organisasi harus mengusahakan cara-cara
untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
m.
Prinsip
koordinasi
Prinsip ini merupakan tindak lanjut dari
prinsip-prinsip organisasi lainnya. Koordinasi yang dimaksudkan untuk
mensikronkan dan mengintegrasikan segala tindakan supaya terarah kepada sasaran
yang ingin dicapai.
3.
Macam-Macam
Organisasi
Adapun macam-macam organisasi sebagai
berikut.
a.
Berdasarkan
proses pembentukannya
Dikenal
dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Organisasi formal
adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan tujuan-tujuan tertentu
yang disadari pula, yang diatur dengan ketentuan ketentuan formal, dalam
anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya.
Kegiatan-kegiatan/hubungan-hubungan yang terjadi di dalamnya adalah kegiatan
jabatan sebagaimana diatur dalam ketentuan-ketentuan tertulis. Ikatan-ikatan
yang terdapat dalam organisasi adalah berdasarkan ikatan-ikatan formal. Sedangkan,
organisasi informal adalah organisasi yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya,
tujuannya juga tidak jelas, Anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya tidak
ada dan hubungan-hubungan terjalin secara pribadi saja.
b.
Berdasarkan
kaitan dengan hubungannya dengan pemerintah
Ada dua macam, yaitu organisasi resmi
dan organisasi tidak resmi. Organisasi resmi adalah organisasi yang dibentuk
(ada hubungannya) dengan pemerintah dan atau harus terdaftar pada lembaran
negara. Misalnya, jawatan-jawatan, lembaga-lembaga pemerintah, yayasan-yayasan,
dan perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum. Sedangkan, organisasi tidak
resmi adalah organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah dan atau
tidak terdaftar pada lembaran negara, seperti organisasi-organisasi swasta,
mungkin juga suatu organisasi yang dibentuk oleh pemerintah, tetapi organisasi
ini merupakan unit-unit yang sifatnya swasta. Misalnya klub bola voli, klub
sepak bola, kelompok belajardan lain-lain.
c.
Berdasarkan
skala (ukuran) besar kecilnya
1. Organisasi
besar
2. Organisasi
sedang (menengah)
3. Organisasi
kecil
Tolok ukur (skala) besar kecilnya
organisasi ini sifatnya relatif, karena ditentukan oleh banyak faktor, tetapi
besar-kecilnya organisasi perlu diketahui, karena akan mempengaruhi pilihan
manajemen yang akan diterapkan.
d.
Berdasarkan
tujuannya
1. Public
organization (organisasi sosial), yaitu organisasi yang (nonprofit), tujuan
utamanya untuk melayani kepentingan umum, tanpa perhitungan rugi-laba.
Misalnya: pemerintah, yayasan sosial dan lain-lain.
2. Business
organization (organisasi perusahaan) adalah organisasi yang didirikan untuk
tujuan komersial (mendapatkan laba) dan semua tindakannya selalu bermotifkan
laba (profit motive). Jika organisasi perusahaan tidak memberikan
laba/keuntungan lagi maka tidak rasional untuk melanjutkan lagi.
e.
Berdasarkan
bagan organisasinya
1. Berbentuk
segitiga vertikal/horizontal
Bentuk struktur organisasi segitiga ini
palin banyak dipakai dalam organisasi atau perusahaan.
Kelebihan dari bentuk segitiga
vertikal/horizontal ini yaitu sebagai berikut.
a. Tingkatan
manajer dan kedudukan setiap karyawan jelas dan mudah diketahui.
b. Garis
perintah dan tanggung jawab jelas dan mudah kelihatan.
c. Rentang
kendali setiap bagian jelas dan mudah diketahui
d. Posisi
kedudukan setiap karyawan jelas dan mudah diketahui.
e. Jenis
wewenang yang dimiliki setiap pejabat jelas dan mudah diketahui
f. Pimpinan
organisasi jelas kelihatan
g. Berapa
tingkatan organisasi mudah diketahui.
Kelemahan dari bentuk segitiga
vertikal/horizontal ini yaitu sebagai berikut.
a. Pimpinan
kolektif tidak dapat digambarkan
b. Top
manager kelihatannya hanya mempunyai authority ke dalam organisasi saja.
2. Berbentuk
kerucut vertikal/horizontal
Struktur
organisasi yang berbentuk kerucut ini pada prinsipnta sama dengan struktur
organisasi yang berbentuk segitiga. Perbedaannya terletak pada struktur yang
berbentuk segitiga menunjukkan bahwa “pimpinan puncak hanya ada satu” sedangkan
struktur organisasi yang berbentuk kerucut ini menunjukkan bahwa pimpinan
puncak ini kolektif atau banyak. Pimpinan kolektif ini sering dipakai dalam
organisasi berupa komite atau perusahaan firma, karena perusahaan firma
diharuskan bahwa semua kekayaan pribadi anggota ikut dipertaruhkan untuk
membayar utang-utang firma, jika firma tersebut dilikuidasi. Hal inilah yang
mendoronganggota firma menganut “pimpinan kolektif” pada puncak pimpinan untuk
menghindari tindakan negatif jika pimpinan puncaknya tunggal. Pada organisasi
komite tujuan pimpinannya puncak kolektif ialah untuk menghindari kepemimpinan
otoriter atau diktator jika pimpinan puncaknya tunggal.
3. Berbentuk
lingkaran dan atau setengah lingkaran
Struktur organisasi yang berbentuk
lingkaran ini jarang dipergunakan dan kurang populer karena untuk mengetahui
kedudukan atasan dan bawahan agak sulit dan kurang jelas, namun kebaikannya
yaitu pimpinan puncak kelihatan mempunyai wewenang ke setiap penjuru dan
sebagai sentral keputusan dan kebijakan.
4. Berdasarkan
bulat telur (oval)
Struktur organisasi berbentuk oval ini
sering dipergunakan dalam perundingan politik. Dalam perundingan politik antar
negara yang berselisih, biasanya soal meja tempat berunding digunakan meja yang
berbentuk oval.
f.
Berdasarkan
tipe-tipe atau bentuknya
1. Organisasi
lini
Organisasi
lini ini diciptakan oleh Henry Fayol dan biasanya organisasi ini dipakai
perusahaan kecil saja. Dalam organisasi ini pendelegasian wewenang dilakukan
secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya.
Pelaporan tanggung jawab dari bawahan kepada atasannya juga dilakukan melaui
garis vertikal yang terpendek. Perintah-perintah hanya diberikan seorang atasan
saja dan pelaporan tanggung jawab kepada atasan yang bersangkutan.
Ciri-ciri organisasi lini yaitu sebagai
berikut.
a. Organisasinya
relatif kecil dan masih sederhana.
b. Hubungan
antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis wewenang
terpendek
c. Pucuk
pimpinan biasanya pemilik perusahaan
d. Jumlah
karyawannya relatif sedikit dan saling mengenal.
Kebaikan dari organisasi lini
a. Kesatuan
pimpinan dan asas kesatuan komando tetap dipertahankan sepenuhnya
b. Garis
komando dan pengendalian tegas, tidak mungkin terjadi kesimpangsiuran karena
pimpinan langsung berhubunga dengan karyawan
c. Proses
pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan instruksi berjalan cepat, tidak
bertele-tele.
d. Kedisplinan
dan semangat kerja karyawan umumnya baik.
e. Koordinasi
lebih mudah dilaksanakan.
Keburukan dari organisasi lini
a. Tujuan
pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi seringkali tidak dapat dibedakan.
b. Ada
kecenderungan dan kesempatan dan kesempatan pucuk pimpinan untuk bertindak
secara otoriter.
c. Rencana,
keputusan, kebijaksanaan, dan pengendalian relatif kurang baik, karena adanya
keterbatasan manusia.
2.
Organisasi lini
dan staf
Organisasi
lini dan staf ni pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan
fungsional. Kombinasi ini dilakukan dengan cara memanfaatkan
kebaikan-kebaikannya dan meniadakan keburukan-keburukannya. Asas kesatuan
komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal
dari pucuk pimpinan kepada pimpinan di bawahnya. Pucuk pimpinan tetap
sepenuhnya berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan
tujuan perusahaan. Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat
bantuan dari para staf. Tugas dari para staf hanya untuk memberikan bantuan,
pemikiran saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan untuk menetapkan dan kebijaksanaannya.
Garis
wewenang tetap berada pada pimpinannya, sedangkan staf hanya memiliki wewenang
staf saja. Dipakai atau tidaknya saran-saran , data, dan informasi para staf sepenuhnya tergantungpada keputusan
pimpinan sendiri. Tipe organisasi ini umumnya digunakan untuk organisasi yang
besar, daerah kerjanya luas dan pekerjaannya banyak.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf:
a. Pucuk
pimpinannya hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.
b. Terdapat
dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
c. Hubungan
antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat langsung.
d. Pimpinan
dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.
e. Spesialisasi
yang beranekaragam diperlukan dan digunakan secara optimal.
Kebaikan dari struktur organisasi lini
dan staf:
a. Asas
kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada dalam satu
tangan saja.
b. Adanya
pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
c. Adanya
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staf, dan
pelaksana.
d. Pimpinan
mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunyai seorang atasan
tertentu saja.
e. Keuntungan
dari sppesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
Kelemahan dari struktur organisasi lini
dan staf:
a. Kelompokan
pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan nasihat.
b. Solidaritas
dan esprit de corps karyawan kurang,
karena tidak saling mengenal.
c. Persaingan
kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian menganggap
tugas-tugasnyalah yang terpenting.
3.
Organisasi
fungsional
Organisasi
fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan
yang harus dilakukan. Pada tipe ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian
yang sungguh-sungguh. Pembagian kerja didasarkan pada spesialisasi yang sangat
mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas dan sesuai
spesialisasi.
Ciri-ciri organisasi fungsional:
a. Pembidangan
tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
b. Bawahan
akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
c. Penempatan
pejabat berdasarkan spesialisasinya.
d. Koordinasi
menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
e. Terdapat
dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi.
Kebaikan dari struktur organisasi
fungsional:
a. Spesialisasi
karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.
b. Keuntungan
adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
c. Para
karyawan akan terampil di bidangnya masing-masing.
d. Efisiensi
dan produktivitas dapat ditingkatkan.
e. Solidaritas
moral dan kedisplinan karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang sama tinggi.
f. Direktur
utama tugasnya ringan, karena para direkturnya adalah spesialis di bidang
masing-masing.
Keburukan dari struktur organisasi
fungsional:
a. Para
bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa orang atasan.
b. Pekerjaan
kadang-kadang sangat membosankan karyawan.
c. Para
karyawan sulit mengadakan alih tugas akibat spesialisasi yang mendalam, kecuali
mengikuti pelatihan lebih dahulu.
d. Karyawan
terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga koordinasi secara
menyeluruh sulit dilakukan.
e. Sering
timbul solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan
pengotak-otakan ikatan karyawan yang sempit.
4.
Organisasi lini,
staf, dan fungsional
Organisasi
ini merupakan kombinasi dari tipe lini, staf, dan fungsional dan biasanya
diterpakan pada organisasi besar serta kompleks. Organisasi ini dilakukan
dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan keburukan dari ketiga tipe
organisasi tersebut. Dengan demikiian cocok untuk dipakai pada suatu organisasi
yang besar dan kompleks.
5.
Organisasi
komite
Organisasi
komite adalah suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang
yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite ini mengutamakan
pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan.
Ciri-cirinya:
a. Pembagian
tugasnya jelas dan tertentu.
b. Wewenang
semua anggota sama besarnya.
c. Tugas
pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun secara kolektif.
d. Keputusan
merupakan keputusan semua anggota.
Kebaikannya:
a. Keputusan
yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan oleh beberapa orang.
b. Kecenderungan
untuk bertindak secara otoriter dapat dicegah.
c. Pembinaan
dan pertisipasi dapat ditingkatkan.
Keburukannya:
a. Penanggung
jawab keputusannya kurang jelas, sebab keputusan merupakan keputusan bersama.
b. Waktu
untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar:
c. Adanya
tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui voting suara.
C. Mengelola
Perubahan Organisasi dan Inovasi
1. Perubahan
Organisasi
Perubahan organisasi merupakan
modifikasi substantif pada beberapa bagian organisasi. Oleh karena itu,
perubahan dapat meliputi hampir segala aspek dalam suatu organisasi seperti
jadwal pekerjaan, dasar untuk depatementalisasi, rentang manajemen,
mesin-mesin, rancangan organisasi, orang-orang di dalam organisasi itu sendiri,
dan lain sebagainya.
2. Dorongan Untuk
Berubah
Dorongan
untuk berubah dalam organisasi meliputi dorongan internal dan eksternal. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut.
a. Dorongan
Internal
Suatu keputusan perusahaan
elektronik untuk memasuki pasar komputer rumah atau suatu keputusan untuk
meningkatkan target penjualan produk selama sepuluh tahun sebesar 3 persen akan
mengakibatkan banyak perubahan dalam organisasi. Dorongan lain untuk berubah
mungkin direfleksikan oleh dorongan eksternal. Dengan bergesernya nilai
sosiokultural misalnya, sikap pekerja terhadap pekerjaan mereka juga mungkin
bergeser dan pekerja mungkin menuntut suatu perubahan dalam suatu jam kerjaatau
kondisi kerja. Dalam kasus ini, meskipun penyebab perubahan berasal dari
lingkungan eksternal, namun organisasi harus merespon secara langsung kepada
tekanan internal yang dihasilkan.
b. Dorongan
Eksternal
Dorongan berasal dari lingkungan umum organisasi. Sebagai
contoh dua krisis energi, industri mobil Jepang yang agresif, tingkat
pertukaran mata uang yang mengambang, dan tingkat bunga internasional yang
mengambang, semua itu merupakan manifestasi dari dimensi internasional bagi
lingkugan internasional sangat mempengaruhi perusahaan mobil Amerika serikat.
Aturan baru dalam produksi dan persaingan memaksa mereka mengubah cara mereka
berbisnis secara dramatis. Di bidang politik, hukum baru, keputusan pengadilan,
dan peraturan baru mempengaruhi organisasi. Dimensi teknologi mungkin
menghasilkan teknik produksi baru yang perlu dieksplorasi oleh organisasi.
Pesaing mempengaruhi organisasi melalui struktur harga dan
jalur produk. Organisasi harus menaruh perhatian pada selera dan preferensi
konsumen. Pemasok mempengaruhi organisasi dengan meningkatkan dan menurunkan
harga atau mengubah jalur produk. Pembuat aturan dapat memiliki efek yang
dramatis atas organisasi. Sebagai contoh ketika suatu perusahaan mengatur bahwa
suatu proses produksi tertentu berbahaya bagi pekerja, ia dapat memaksa suatu
perusahaan untuk menutup suatu pabrik hingga ia memenuhi standar keselamatan
yang lebih tinggi. Serikat kerja dapat memaksakan perubahan ketika mereka
merundingkan upah yang lebih tinggi atau ketika anggota mereka melakukan
pemogokan.
3. Perubahan
Terencana Versus Perubahan Reaktif
Perubahan terencana
adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan secara berurutan dan
tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang. Perubahan
reaktif adalah suatu respon terhadap peristiwa ketika muncul karena perubahan
reaktif mungkin dilakukan secara cepat, potensi untuk terjadinya perubahan yang
disusun dan dilaksanakan dengan buruk meningkat. Perubahan secara terencana
selalu lebih disukai dibanding dengan perubahan reaktif.
Manajer seharusnya
memahami arti dan perlunya perubahan, demikian dampak potensial bagi organisasi
mereka. Mereka juga seharusnya menyadari bahwa perubahan jaran berhenti dan
bahwa sejumlah perubahan mungkin terjadi secara simultan. Manajer juga harus
menyadari bahwa kebutuhan akan perubahan dapat didorong baik oleh kekuatan
internal maupun eksternal. Lebih lanjut, mereka seharusnya juga menilai
pentingnya perubahan terencana versus perubahan reaktif. Tujuan mereka
seharusnya adalah untuk merencanakan perubahan kapanpun memungkinkan.
4. Mengelola
Perubahan dalam Organisasi
Perubahan
organisasi merupakan suatu fenomena yang kompleksuntuk mengimplementasikan
perencanaan untuk perubahan, manajer perlu memahami langkah-langkah perubahan
yang efektif dan bagaimana mengatasi penolakan karyawan terhadap perubahan yang
efektif dan bagaimana mengatasi penolakan karyawan terhadap perubahan.
Langkah-langkah
dalam Proses Perubahan
a. Mengenali
kebutuhan akan perubahan
b. Menetapkan
tujuan perubahan
c. Mendiagnosis
dari variable yang relevan
d. Pemilihan
teknik perubahan yang sesuai
e. Merencanakan
implementasi untuk perubahan
f. Implementasi
aktual
g. Evaluasi
dan tidak lanjut
5. Pengembangan
Organisasi
Pengembangan
organisasi merupakan suatu usaha terencana yang berskala organisasi, dikelola
dari puncak, dan dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan kesehatan
organisasi melalui intervensi yang terencana untuk dalam proses organisasi yang
menggunakan pengetahuan perilaku.
Teknik-teknik
Pengembangan Organisasi
Terdapat berbagai macam
teknik dalam mengembangkan organisasi, antara lain adalah.
a. Aktifitas
diagnostik dilakukan dengan cara mendiagnosa keadaan organisasi saat ini dengan
cara menggunakan kuasioner, wawancara, arsip data untuk mengukur karakteristik
organisasi yang digunakan mengidentifikasi bidang yang bermasalah.
b. Membangun
tim untuk meningkatkan efektivitas dan kepuasan dari individu yang bekerja
dalam kelompok untuk meningkatkan efektivitas keseluruhan kelompok.
c. Timbal
balik survei dalam hal ini setiap karyawan merespon suatu kuasioner yang
dimaksudkan untuk mengukur persepsi dan sikap. Tujuannya adalah mengubah
tingkah laku supervisor dengan cara menunjukkan kepada mereka bagaimna bawahan
memandang mereka.. setelah timbal balik dilaksanakan, lokakarya dapat
dilaksanakan untuk mengevaluasi hasil dan menyarankan perubaha yang
konstruktif.
d. Pendidikan
dilakukan dengan cara berfokus pada pelatihan di ruang kelas. Walau aktifitas
semacam ini dapat digunakan untuk tujuan teknis dengan cara memainkan peran
yang berbeda supaya mengetahui bagaimana perasaan dari orang yang kita perankan dalam
organisasi.
e. Bimbingan
dan konseling tujuannya adalah untuk membantu orang dalam mengembangkan
kepekaan yang lebih baik mengenai bagaimana orang lain melihat mereka maupun
mempelajari perilaku yang akan membantu orang lain dalam mencapai tujuan mereka
dalam mencapai pekerjaan. Fokusnya adalah bagaimana menghasilkan kinerja yang
lebih baik di masa mendatang.
6. Inovasi
Organisasional
Inovasi organisasional
adalah usaha yang terkelola dari suatu organisasi untuk mengembangkan produk
atau jasa baru, atau kegunaan baru dari produk atau jasa yang ada. Inovasi
jelas-jelas penting karena tanpa inovasi organisasi akan tertinggal.
7. Proses Inovasi
Ini
terdiri dari pengembangan, penerapan, peluncuran, pertumbuhan, dan pengelolaan
kematangan dan penurunan ide-ide kreatif. Proses-proses inovasi meliputi.
a. Pengembangan
inovasi yang berkaitan dengan organisasi mengevaluasi, memotivasi dan
meningkatkan suatu ide kreatif.
b. Aplikasi
inovasi meliputi organisasi menggunakan ide yang dikembangkan dalam rancangan,
manufaktur, atau pengantaran produk, jasa atau proses baru.
c. Peluncuran
inovasi meliputi organisasi memperkenalkan produk atau jasa baru terhadap
pasar.
d. Peluncuran
meliputi permintaan atas produk barang dan jasa baru tumbuh.
e. Kematangan
inovasi meliputi sebagian organisasi kompetitor memiliki akses terhadap ide.
f. Penurunan
inovasi meliputi permintaan atas inovasi menurun, dan inovasi pengganti
diterapkan dan dikembangkan.
8. Kegagalan dalam
inovasi
Untuk tetap kompetitif
organisasi harus inovatif. Banyak organisasi yang memang seharusnya inovatif
tidak berhasil membawa produk atau jasa baru, atau melakukan hal tersebut
setelah inovasi yang diciptakan oleh orang lain telah menjadi sangat matang.
Gagalnya inovasi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain.
a. Kurangnya
sumber daya
Inovasi
merupakan suatu hal yang mahal dalam hitungan waktu, uang, dan energi. Jika
organisasi tidak mempunyai dana yang cukup untuk membiayai inovasi atau tidak
mempekerjakan karyawan yang diperlukan untuk menjadi inovatif perusahaan juga
mungkin akan tertinggal dalam hal inovasi.
b. Kegagalan
dalam mengenali kesempatan
Untuk
memperoleh keunggulan kompetitif biasanya perusahaan harus membuat keputusan
inovasi sebelum proses inovasi mencapai tahap matang. Semakin awal investasi
semakin besar pula risikonya. Jika organisasi tidak terampil mengenali situasi
dan kesempatan, maka mungkin organisasi tersebut akan sangat berhati-hat dan
gagal dalam berinvestasi pada suatu inovasi yang akan menjadikan orgaisasi lain
berhasil.
c. Penolakan
akan perubahan
Banyak
organisasi menolak adanya perubahan. Jenis perubahan ini secara pribadi dapat
menjadi suatu hal yang sulit bagi manajer dan anggota lain dari organisasi.
Oleh karena itu, penolakan terhadap perubahan dapat menghambat terjadinya
proses inovasi dalam organisasi.
9. Mendorong
Inovasi dalam Organisasi
Berbagai ide untuk
mendorong inovasi dalam organisasi telah dikembangkan selama bertahun-tahun.
Dunia manajemen mendeskripsikan bahwa microsoft berusaha menstimulasi inovasi. tiga cara yang dapat digunakan untuk
mendorong inovasi adalah sebagai berikut.
a. Sistem
penghargaan
Sistem penghargaan
adalah suatu cara yang digunakan untuk mendorong dan tidak mendorong perilaku
tertentu dari karyawan. Dengan adanya penghargaan para anggota akan cenderung
lebih termotivasi sehingga mereka bekerja dengan lebih kreatif dan inovatif.
Penting bagi organisasi untuk memberikan penghargaan bagi para anggota yang
dapat berperilaku kreatif, akan tetapi lebih baik jika menghindari hal
tersebut.
b. Budaya
Organisasi
Budaya suatu organisasi adalah
serangkaian nilai, kepercayaan, dan simbol yang membantu membimbing perilaku.
Suatu budaya organisasi yang kuat dan difokuskan dengan tepat dapat digunakan
untuk mendukung aktifitas inovatif. Suatu budaya yang dikelola dengan baik
dapat mengomunikasikan bahwa inovasi dihargai dan akan diberi penghargaan dan
bahwa kegagalan yang kadang terjadi dalam mencari ide baru tidak hanya
diterima, tapi juga sudah diperkirakan. Sebagai tambahan pada sistem
penghargaan dan aktifitas intrapreneur, perusahaan seperti 3M, corning,
monsanto, procter &Gamble, Texas Instrument, Johnson & Johnson, dan
Merceka dikenal memiliki budaya kuat yang berorientasi pada inovasi yang
menghargai kreativitas individual, pengambilan resiko dan kreativitas.
c. Intrapreunership
dalam Organisasi yang Lebih Besar
Intrapreneur serupa dengan entrepreneurs
kecuali bahwa mereka mengambangkan suatu bisnis baru dalam konteks organisasi
besar. Terdapat 3 peran intrapreneurial dalam organisasi besar. Untuk
menggunakannya dengan sukses untuk mendorong kreatifitas dan inovasi,
organisasi harus menemukan satu atau lebih individu untuk melaksanakan peran
ini.
Penemu atau inventor adalah orang yang
benar-benar menyusun dan mengembangkan ide, produk, atau jasa baru dengan
proses kreatif. Akan tetapi karena penemu mungkin kurang memiliki keahlian atau
motivasi untuk mengawasi transformasi produk atau jasa dari suatu ide menjadi
suatu entitas yang dapat dipasarkan, maka peran kedua diperlukan. Seorang
product champion biasanya adalah seorang manajer menengah yang mengetahui
proyek tersebut dan berkomitmen dengannya.
D.Reorganisasi
Dan Restrukturisasi
Organisasi pada saat
didirikan relatif sesuai dengan kebutuhan, baik anggaran dasar (AD), anggaran
rumah tangga (ART), maupun strukturnya. Sehubungan dengan perkembangan kondisi,
situasi dan kebutuhan maka perlu dilakukan evaluasi dan penilaian kembali organisasi tersebut apakah
masih efektif membantu terwujudnya tujuan. Evaluasi, penilaian, dan penyusunan
kembali organisasi ini sering disebut "reorganisasi". Reorganisasi
adalah penyusunan kembali suatu organisasi, baik AD, ART-nya maupun strukturnya
supaya oraganisasi itu lebih efektif dalam mencapai tujuan.Reorganisai ini
dilakukan karena tuntunan "internal dan eksternal". Internal yaitu
tuntutan dari dalam organisasi karena semakin maju atau mundur. Eksternal yaitu
tuntutan dan dorongan dari luar organisasi, misalnya merger, peraturan
pemerintah dan lain-lain.
Restrukturisasi adalah
perubahan struktur suatu organisasi baik secara vertikal maupun horizontal, agar
lebih efektif membantu tercapainya tujuan.Restrukturisasi ini dilakukan karena
struktur organisasi tidak efektif lagi, akibat adanya kemajuan atau kemunduran
organisasi.Restrukturisasi vertikal diartikan memperpanjang tingkatan-tingkatan
suatu organisasi, misalnya direksi, kepala bagian, kepala seksi, dan workers
dan sebaliknya.
Kebaikannya:
1. Rentang kendali relatif sedikit.
2. Pengendalian karyawan akan lebih
mudah.
3. Koordinasi relatif akan lebih baik.
Keburukannya:
1. Tingkatan-tingkatan jabatan banyak,
akibatnya tunjangan jabatan semakin banyak.
2. Jalur perintah dan tanggung jawab
terlalu panjang.
3. Jalur informasi dan komunikasi cukup
panjang.
Restruktisasi
horizontal diartikan perubahan struktur suatu organisasi dengan cara menambah
jumlah bagian atau departemennya. Dengan cara ini rentang kendali semakin
banyak dan struktur organisasi semakin lebar. Misalnya, dari tujuh bagian
dijadikan menjadi sembilan bagian atau departemen.
Kebaikannya:
1. Jalur perintah dan tanggung jawab
pendek.
Tingkatan-tingkatan jabatan sedikit.
Jalur informasi dan komunikasi relatif
pendek.
Keburukannya:
1. Rentang kendali semakin banyak.
2. Koordinasi akan lebih sulit.
3. Pengarahan dan pengendalian karyawan
kurang baik.
Restrukturisasi yang
terbaik, tergantung kepada kebutuhan dan penekanan yang diinginkan. Jika
pengarahan pengendalian dan koordinasi yang diutamakan maka restrukturisasi
vertikallah yang baik. Tetapi jika jalur perintah, tanggung jawab, dan
komunikasi yang diutamakan maka restrukturisasi horizontal yang terbaik.
Sebaiknya penilaian struktur suatu organisasi dilakukan sekali dalam lima
tahun, agar struktur itu selalu efektif membantu tercapainya tujuan.
Reorganisasi dan restrukturasi harus berdasarkan prinsip bahwa "organisasi dan strukturisasinya harus
lebih efektif dalam membantu tercapainya tujuan".
Likuidasi adalah
pembubaran suatu perusahaan karena jatuh pailit, artinya perusahaan itu jika
diteruskan tidak akan menguntungkan lagi. Likuidasi ini disebabkan oleh
"internal atau eksternal". Internal karena mengalami kerugian,
eksternal karena izinnya dicabut oleh pemerintah.
Berikut ini contoh
langkah-langkah yang dilakukan untuk reorganisasi.
Menghitung nilai perusahaan: Misalkan
pihak pengadilan dan kurator mengestimasi penjualan di masa mendatang bias
mencapai Rp 75 juta pertahun. Profit margin yang bias dicapai diperkirakan
sekitar 10%. Dengan kata lain keuntungan yang diperkirakan diperoleh perusahaan
tersebut adalah Rp 7,5 juta pertahun.
Menghitung tingkat kapitalisasi atau
tingkat multiple dan nilai perusahaan : Misalkan saja tingkat kapitalisasi
perusahaan yang sejenis adalah sekitar 12%. Maka, Nilai = 7,5 juta / 0,12 = Rp
62,50 juta.
Teknik multiple (seperti PER) juga bisa
digunakan. Misalkan saja rasio PER (Price Earning Ratio) untuk perusahaan lain
adalah sekitar 8 kali. Pihak penilai menganggap rasio tersebut cukup wajar
untuk perusahaan tersebut. Dengan menggunakan teknik tersebut nilai perusahaan
adalah :
Nilai perusahaan = Rp 7,5 juta x 8 = Rp
60 juta. Tentu saja teknik atau cara yang berbeda akan menghasilkan angka yang
berbeda. Misalkan saja pihak kurator menentukan nilai perusahaan adalah Rp 60
juta.
Menentukan Struktur Modal yang Baru
Karena jumlah Rp 60 juta tersebut lebih
rendah dibandingkan total klaim (total pasiva ), maka struktur modal yang baru
perlu ditentukan. Struktur modal yang baru diharapkan lebih meringankan beban
tetap perusahaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengorganisasian (organizing)
merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di antara
para anggota organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara
efisien. Proses pengorganisasian yang jika dilakukan dengan
baik dan berdasarkan ilmiah maka organisasi yang disusun akan baik, efektif,
efesien, dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya, yaitu
Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai, penentuan
kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan, dan
menspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan,
pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokkan
kegiatan-kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama.
Organisasi adalah suatu
sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinir dari sekelompok orang
yang bekerja sama dalam mencapai tujuan
tertentu. Jadi organisasi hanya merupakan suatu alat dan wadah saja yang
memiliki unsur-unsur berupa manusia, tempat kedudukan, tujuan, pekerjaan,
struktur, teknologi, dan lingkungan.
Prinsip-prinsip
organisasi yaitu Prinsip tujuan organisasi, Prinsip kesatuan tujuan, Prinsip
kesatuan perintah, Prinsip rentang kendali, Prinsip pendelegasian wewenang,
Prinsip keseimbangan wewenagn dan tanggung jawab, Prinsip tanggung jawab,
Prinsip pembagian kerja, Prinsip penempatan personalia, Prinsip jenjang
berangkai, Prinsip efisiensi, Prinsip kesinambungan, Prinsip koordinasi.
Macam-macam organisasi sebagai berikut.
1. Berdasarkan
proses pembentukannya
2. Berdasarkan
skala (ukuran) besar kecilnya. Organisasi besar. Organisasi sedang (menengah). Organisasi
kecil
3. Berdasarkan
tujuannya. Public organization (organisasi sosial). Business organization
(organisasi perusahaan)
4. Berdasarkan
bagan organisasinya. Berbentuk segitiga vertikal/horizontal. Berbentuk kerucut
vertikal/horizontal. Berbentuk lingkaran dan atau setengah lingkaran.
Berdasarkan bulat telur (oval)
5. Berdasarkan
tipe-tipe atau bentuknya. Organisasi lini. Organisasi lini dan staf. Organisasi
fungsional. Organisasi lini, staf, dan fungsional. Organisasi komite
Langkah-langkah
dalam Proses Perubahan
a. Mengenali
kebutuhan akan perubahan
b. Menetapkan
tujuan perubahan
c. Mendiagnosis
dari variable yang relevan
d. Pemilihan
teknik perubahan yang sesuai
e. Merencanakan
implementasi untuk perubahan
f. Implementasi
aktual
g. Evaluasi
dan tidak lanjut
Reorganisasi adalah
penyusunan kembali suatu organisasi, baik AD, ART-nya maupun strukturnya supaya
oraganisasi itu lebih efektif dalam mencapai tujuan.Restrukturisasi adalah
perubahan struktur suatu organisasi baik secara vertikal maupun horizontal,
agar lebih efektif membantu tercapainya tujuan.
B. Saran
Mengingat pentingnya
pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan dipahami
sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan
dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para pemimpin sebaiknya harus mengetahui semua hal yang
menyangkut tentang organisasi baik secara individu mau kelompok.
DAFTAR RUJUKAN
Griffin, Ricky, W. 2002. Manajemen. Terjemahan Gina Gania. 2004. Jakarta: Erlangga.
Hasibuan, Malayu, S.P., H. 2015. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Solihin, Ismail. 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Prediksi Togel Sgp Mbah Bonar 13 Agustus 2020 Gabung sekarang dan Menangkan Hingga Ratusan Juta Rupiah !!!
BalasHapus