BAB I
PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan dalam makalah ini menguraikan tentang
latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penulisan yang akan dipaparkan
sebagai berikut:
1.1
Latar
Belakang
Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terus
menerus bertumbuh, tanpa satu tahun atau bahkan satu triwulan tidak mengalami
penurunan. Pertumbuhan ini tersebut disertai stabilitas harga dan kesempatan
kerja yang terbuka luas neraca perdagangan dan neraca pembayaran mengalami
surplus yang baik. Sebagian besar ahli makroekonomi percaya bahwa perbedaan
penting antara jangka pendek dan jangka panjang adalah perilaku harga. Pada
harga panjang harga bersifat fleksibel dan bisa menanggapi perubahan dalam penawaran
atau permintaan. Dalam jangka pendek banyak harga yang bersifat “kaku” pada
tingkat yang ditentukan sebelumnya, karena harga berperilaku secara berbeda
alam jangka pendek dibanding dalam jangka panjang, maka kebijakan ekonomi
memiliki dampak yang berbeda pada selang waktu yang berbeda.
Perekonomian bekerja cukup berbeda apabila harga
bersifat kaku. Dalam hal ini, sebagaimana kita lihat output juga bergantung
pada permintaan terhadap barang dan jasa. Permintaan, sebaliknya dipengaruhi
oleh pandangan konsumen tentang prospek ekonomi, pandangan perusahaan tentang
keuntungan dari investasi baru serta kebijakan fiskal dan moneter. Karena
kebijakan moneter dan fiskal bisa mempengaruhi output perekonomian selama
horizon waktu ketika harga bersifat kaku, kekakuan harga menyediakan dasar
pemikiran mengapa kebijakan ini berguna dalam menstabilkan perekonomian jangka
pendek.
Ekuilibrium jangka pendek
dari perekonomian adalah perpotongan kurva permintaan agregat dan kurva
penawaran agregat jangka pendek horisontal ini. Hal ini, perubahan permintaan
agregat memengaruhi tingkat output. Pada jangka panjang perekonomian dengan
sendirinya berada pada perpotongan kurva penawaran agregat jangka panjang dan
kurva permintaan agregat. Hal ini karena harga-harga telah disesuaikan pada
tingkat ini, kurva penawaran agregat jangka pendek memotong titik ini pula.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
horizon waktu dalam makroekonomi?
2. Bagaimana
model penawaran dan permintaan agregat itu?
3. Apa
persamaan kuantitas sebagai permintaan agregat?
4. Bagaimana
pergeseran permintaan agregat?
5. Bagaimana
tentang kurva penawaran agregat vertikal (jangka panjang) dan horisontal (jangka
pendek)?
1.3
Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
tentang horizon waktu dalam makroekonomi.
2. Mengetahui
model penawaran dan permintaan agregat.
3. Mengetahui
persamaan kuantitas sebagai permintaan agregat.
4. Mengetahui
tentang pergeseran permintaan agregat.
5. Mengetahui
tentang kurva penawaran agregat vertikal (jangka panjang) dan horisontal
(jangka pendek).
BAB II
PEMBAHASAN
Bagian pembahasan dalam makalah ini menguraikan tentang
horizon waktu dalam makroekonomi, model penawaran dan permintaan agregat,
persamaan kuantitas sebagai permintaan agregat, pergeseran permintaan agregat,
dan kurva penawaran agregat vertikal dan horisontal yang akan dipaparkan
sebagai berikut:
2.1 Horizon Waktu dalam Makroekonomi
Perbedaan
Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Sebagian besar ahli makroekonomi
percaya bahwa perbedaan penting antara jangka pendek dan jangka panjang adalah
perilaku harga. Dalam harga panjang harga bersifat fleksibel dan bisa
menanggapi perubahan dalam penawaran atau permintaan. Dalam jangka pendek
banyak harga yang bersifat “kaku” pada tingkat yang ditentukan sebelumnya.
Karena harga berperilaku secara berbeda alam jangka pendek disbanding dalam
jangka panjang, maka kebijakan ekonomi memiliki dampak yang berbeda pada selang
waktu yang berbeda. Menurut model klasik, dimana hampir seluruh ekonom sepakat
menjelaskan perekonomian dalam jangka panjang, jumlah uang beredar mempengaruhi
variable-variabel riil. Dalam jangka panjang, pengurangan 5 persen dalam jumlah
uang beredar mengurangi seluruh jumlah harga (termasuk upah nominal) sebesar 5
persen, sedangkan seluruh variable rill tetap sama. Jadi, dalam jangka panjang,
perubahan jumlah uang beredar tidak menyebabkan fluktuasi dalam output atau
kesempatan kerja.
Sedangkan dalam jangka pendek,
banyak harga tidak menanggapi perubahan kebijakan moneter. Pengurangan jumlah
uang beredar tidak langsung menyebabkan seluruh perusahaan memotong upah, semua
toko mengubah label harga barangnya, seluruh perusahaan mail-order mengeluarkan katalog baru, dan semua restoran mencetak
menu baru. Dengan kata lain, hanya sedikit perubahan langsung dalam banyak
harga, atau harga-harga bersifat kaku/sulit berubah (sticky). Kekakuan harga jangka pendek ini menunjukkan bahwa dampak
jangka pendek dari perubahan jumlah uang beredar tidaklah sama sebagaimana
dampak jangka-panjang. Metode fluktuasi ekonomi harus memperhitungkan kekakuan
harga jangka panjang-pendek. Dengan kata lain, selama ketika hrga bersifat
kaku, dikotoi klasik tidak lagi berlaku: variable-variabel nominal bisa
mempengaruhi variable-variabel rill, dan perekonomian bisa menyimpang dari
ekuilibrium yang diprediksi oleh model klasik.
2.2 Model Penawaran dan
Permintaan agregat
Didalam teori makroekonomi klasik,
jumlah output bergantung pada kemampuan perekonomian menawarkan barang dan
jasa, yang sebaliknya bergantung pada suplai modal dan tenaga kerja serta pada
ketersedian teknologi produksi. Ini adalah esensi dari model klasik dasar dan
juga model pertumbuhan Solow. Harga fleksibel adalah asumsi penting dari teori
klasik. Teori klasik menyatakan, yang kadang-kadang secara emplisit, bahwa
harga disesuaikan untuk menjamin bahwa kuantitas output yang diinginkan sama
dengan kuantitas yang ditawarkan.
Perekonomian bekerja cukup berbeda
apabila harga bersifat kaku. Dalam hal ini, sebagaimana kita lihat, output juga
bergantung pada permintaan terhadap barang dan jasa. Permintaan, sebaliknya
dipengaruhi oleh pandangan konsumen tentang prospek ekonomi, pandangan
perusahaan tentang keuntungan dari investasi baru serta kebijakan fiskal dan
moneter. Karena kebijakan moneter dan fiskal bisa mempengaruhi output
perekonomian selama horizon waktu ketika harga bersifat kaku, kekakuan harga
menyediakan dasar pemikiran mengapa kebijakan ini berguna dalam menstabilkan
perekonomian jangka pendek.
Meskipun ,model penawaran dan
permintaan agregat menyerupai model penawaran dan permintaan untuk barang
tunggal, namun analogi ini tidak tepat sama. Model penawaran dan permintaan
untuk barang tunggal hanya memperhatikan satu barang dalam perekonomian yang
besar. Sebaliknya, seperti yang akan kita lihat sekilas interaksi tersebut
dengan mengkaji model dalam bentuk paling sederhana. Permintaan Agregat (aggregate demand, AD) adalah hubungan
antara jumlah output yang diminta dan tingkat harga agregat. Dengan kata lain,
kurva permintaan agregat menyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli
orang pada setiap tingkat harga.
2.3 Persamaan Kuantitas
sebagai Permintaan Agregat
MV = PY,
dimana
M adalah uang beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah jumlah output. Jika perputaran
uang adalah konstan, maka persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang beredar
menetukan niali nominal output, yang apada akhirnya merupakan produk dari
tingkat harga dan jumlah output. Persamaan kuantitas dapat ditulis kembali
dalam bentuk penawaran dan permintaan untuk keseimbangan uang rill:
M/P = (M/P)d =
kY,
dimana
k = 1/V adalah parameter yang
menetukan berapa banyak uang yang orang ingin pegang untuk setiap dolar
pendapatan. Dalam bentk ini, persamaan kuantitas menyatakan bahwa penawaran
dari kseimbangan uang rill M/V sama
dengan permintaan (M/V)d dan
bahwa permintaan adalah prposional output Y.
perputaran uang V adalah”sisi lain” dari parameter permintaan
uang k. asumsi perputaran uang konstan sama dengan asumsi bahwa permintaan
untuk keseimbangan uang rill untuk tiap satuan output adalah konstan.
Diasumsikan untuk setiap jumlah uang
beredar M dan perputaran V tetap, persamaan kuantitas
menghasilkan hubungan negatif antara tingkat harga P dan outpu Y. Gambar
berikut menunjukkan kombinasi P dan Y yang
memenuhi persamaan kuantitas yang mempertahankan M dan V konstan. Kurva menurun kebawah ini disebut kurva permintaan
agregat.
Tingkat harga, P
Pendapatan,
output, Y
2.4 Pergeseran dalam Kurva Permintaan Agregat
Kurva permintaan agregat dibuat untuk nilai dari
jumlah uang beredar yang tetap. Dengan kata lain, kurva tersebut menyatakan
kombinasi yang mungkin dari P dan Y untuk nilai M tertentu. Jika Fed mengubah
jumlah uang beredar, maka kombinasi yang mungkin dari P dan Y berubah, yang
berarti kurva permintaan agregat bergeser. Sebagai contoh , perhatikanlah apa
yang terjadi jika Fed mengurangi jumlah uang beredar . Persamaan
kuantitas MV=PY, menyatakan bahwa
pengurangan jumlah uang beredar menyebabkan pengurangan proposionalndalam nilai
nominal output PY. Untuk setiap tingkat harga, jumlah output adalah lebih
rendah, dan untuk jumlah ouput berapapun, tingkat harga adalah lebih rendah.
Sebagaimana terlihat dalam 9-6 (a), kurva permintaan agregat yang menghubungkan
P dan Y bergeser ke kiri.
Hal sebaliknya terjadi jika Fed
meningkatkan jumlah uang beredar. Persamaan kuantitas menyatakan bahwa kenaikan
dalam M menyebabkan kenaikan dalam PY. Untuk setiap tingkat harga, jumlah
output adalah lebih tinggi, dan untuk jumlah output berapapun, tingkat harga
adalah lebih tinggi. Sebagaimana ditujukkan dalam gambar 9-6 (b), kurva
permintaan agregat bergeser ke kanan. Meskipun teori kuantitas memberikan dasar
yang sangat sederhana untuk memahami kurva permintaan agregat, kenyetaan
sesungguhnya jauh lebih rumit. Fluktuasi dalam jumlah uang beredar bukanlah
satu-satunya fluktuasi permintaan agregat. Meskipun jumlah uang beredar tetap
konstan, kurva permintaan agregat bergeser jika beberapa peristiwa menyebabkan
perubahan perputaran uang. Dalam dua bab berikutnya, kita membangun model
permintaan agregat yang lebih umum, biasa disebut dengan model IS-LM, di mana
kita akan lihat berbagai sebab yang mungkinmembuat kurva permintaan
agregat bergeser.
Gambar
9-6
(a)
Pergeseran
Kurva Permintaan Agregat Ke Kiri.
Tingkat
harga, P
Pendapatan, output, Y
(b)
Pergeseran
Kurva Permintaan Agregat Ke kanan.
Tingkat harga, P
Pendapatan, output, Y
Pergeseran dalam Kurva
Permintaan Agregat perubahan jumlah uang
beredar menggeser kurva kurva permintaan agregat. Pada bagian (a), penurunan
jumlah uang beredar M mengurangi nilai nominal ouput PY. Untuk setiap tingkat
harga tertentu P, output Y lebih rendah. Karena itu, penurunan jumlah uang
beredar menggeser kurva permintaan agregat ke kiri dari AD1 ke AD2.
Pada bagian (b), kenaikan jumlah uang beredar M meningkatkan nilai
nominal output PY. Untuk setiap tingkat harga P, output Y lebih tinggi. Karena
itu, kenaikan jumlah uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke kanan
dari AD1 ke AD2.
2.5 Kurva Penawaran Agregat
Vertikal (Jangka Panjang) dan Horisontal (Jangka Pendek)
a. Kurva
Penawaran Agregat Vertikal (Jangka Panjang)
Karena
model klasik menjelaskan bagaimana perekonomian berperilaku dalam jangka
panjang, kita menurunkan kurva penawaran agregat jangka panjang dan model klasik.
Jumlah output yang diproduksi tergantung pada jumlah modal dan tenaga kerja
yang tetap serta pada teknologi yang tersedia. Untuk menunjukkan hal ini, ada
rumus dibawah ini:
Y
= F ( )
= .
Menurut
model klasik, output tidak bergantung pada tingkat harga. Untuk menunjukkan
bahwa output sama untuk semua tingkat harga, kita gambar kurva penawaran
agregat vertical, sebagaimana terlihat pada gambar 9-7. Pada jangka panjang,
perpotongan antara kurva permintaan agregat dengan kurva penawaran agregat
vertical menetukan tingkat harga.
Gambar
9-7
Penawaran agregat
jangka-panjang, LRAS
Tingkat harga, P
pendapatan,
output, Y
Jika kurva penawaran
agregat adalah vertikal, maka perubahan dalam
permintaan agregat mempengaruhi harga tetapi tidak output.
Kurva
penawaran agregat vertikal memenuhin dikotomi klasik, kkarena menunjukkan bahwa
tingkat output adalah independen terhadap jumlah uang beredar. Tingkat output
jangka panjang ini, Y disebut kesempatan kerja penuh (full-employment) atau
tingkat output alamlah (natural). Yaitu, pada tingkat output dimana sumber daya
perekonomian dikaryakan sepenuhnya atau yang lebih realistis, dimana
pengangguran berada pada titik wajarnya.
b.
Kurva
Penawaran Agregat Horisontal (Jangka Pendek)
Model klasik dan kurva
penawaran agregat vertikal hanya berlaku dalam jangka panjang. Dalam jangka
pendek, sebagian harga bersifat kaku dan tidak menyesuaikan dengan perubahan
permintaan. Karena kekakuan harga ini, kurva penawaran agregat jangka pendek
tidak vertikal. Misalnya, anggaplah seluruh perusahaan menerbitkan katalog
harga dan untuk menerbitkan katalog baru diperlukan biaya banyak. Jadi, seluruh
harga tertahan pada tingkat yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada harga ini,
perusahaan ingin menjual produk sebanyak yang ingin dibeli oleh konsumen, dan
mereka mempekerjakan tenaga kerja yang cukup untuk memproduksi jumlah yang
diminta. Karena tingkat harga adalah tetap, maka kita tampilkan situasi ini
dalam gambar 9-9 dengan kurva penawaran agregat horisontal.
Gambar 9-9
Ekuilibrium jangka pendek
dari perekonomian adalah perpotongan kurva permintaan agregat dan kurva
penawaran agregat jangka pendek horisontal ini. Dalam hal ini, perubahan
permintaan agregat memengaruhi tingkat output. Misalnya, jika Fed tiba-tiba
mengurangi jumlah uang beredar, maka kurva permintaan agregat bergeser ke kiri
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 9-10.perekonomian bergeser dari
perpotongan permintaan agregat dan penawaran agregat lama, titik A, ke
perpotongan baru, titik B. Pergeseran dari titik A ke titik B menunjukkan
penurunan output pada tingkat harga tetap. Jadi, penurunan permintaan agregat
mengurangi outputdalam jangka pendek karena harga-harga tidak disesuaikan
secara instan. Setelah penurunan yang tiba-tiba dalam permintaan agregat, perusahaan
tertahan dengan harga yang terlalu tinggi. Dengan permintaan rendah dan harga
tinggi, perusahaan menjual lebih sedikit produk, sehingga mengurangi produksi
dan memecat pekerja. Perekonomian mengalami resesi.
Sekali lagi, perlu
diingat bahwa kenyataan yang sesungguhnya lebih rumit dari yang diilustrasikan.
Meskipun kebanyaka harga kaku dalam jangka pendek, beberapa haga mampu merespon
cepat terhadap situasi yang berubah. Gambar 9-10 mengilustrasikan bahwa semua
harga kaku
Dari
jangka pendek ke jangka panjang
Selama periode waktu yang
panjang, harga-harga adalah fleksibel, kurva penawaran agregat adalah vertikal,
dan perubahan permintaan agregat mempengaruhi tingkat harga tetapi tidak
output. Selama periode yang pendek, harga-harga adalah kaku, kurva penawaran
agregat adalah datar, dan perubahan permintaan agregat memengaruhi output
output barang dan jasa perekonomian.
Bagaimana perekonomian
melalukan transisi dari jangka pendek ke jangka panjang? Anggaplah perekonomian
pada awalnya berada dalam ekuilibrium jangka panjang, seperti ditunjukkan dalam
gambar 9-11.
Ekuilibrium
jangka panjang
Dalam jangka panjang
perekonomian dengan sendirinya berada pada perpotongan kurva penawaran agregat
jangka panjang dan kurva permintaan agregat. Karena harga-harga telah
disesuaikan pada tingkat ini, kurva penawaran agregat jangka pendek memotong
titik ini pula.
Dalam gambar ini, ada
tiga kurva: kurva permintaan agregat, kurva penawaran agregat jangka panjang,
dan kurva penawaran agregat jangka pendek. Ekuilibrium jangka panjang adalah
titik dimana permintaan agregat memotong kurva penawaran agregat jangka
panjang. Harga-harga telah disesuaikan untuk mencapai ekuilibrium ini. Karena
itu, ketika perekonomian berada dalam ekuilibrium jangka panjangnya, kurva
penawaran agregat jangka pendek harus memotong titik ini.
Sekarang, anggaplah bahwa
Fed mengurangi jumlah uang beredar dan kurva permintaan agregat bergeser ke
bawah, sebagaimana terlihat dalam gambar 9-12.
Dalam jangka pendek,
harga adalah kaku, sehingga perekonomian bergerak dari titik A ke titik B.
Output dan kesempatan kerja turun di bawah tingkat alamiah, yang berarti
perekonomian mengalami resesi. Selama itu, dalam menanggapi permintaan yang
rendah, upah dan harga turun. Penurunan tingkat harga yang berangsur-angsur ini
menggerakkan perekonomian ke bawah sepanjang krva permintaan agregat ke titik
C, yang merupakan ekuilibrium jangka panjang yang baru. Pada ekuilibrium jangka
panjang yang baru itu (titik C), output dan kesempatan kerja kembali ke tingkat
alamiah, tetapi harga menjadi lebih rendah dibandingkan dalam ekuilibrium
jangka panjang yang lama (titik A). Jadi, pergeseran permintaan agregat
mempengaruhi output dalam jangka pendek, tetapi pengaruh ini berkurang
sepanjang waktu ketika perusahaan menyesuaikan harga-harganya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam jangka panjang, pengurangan 5
persen dalam jumlah uang beredar mengurangi seluruh jumlah harga (termasuk upah
nominal) sebesar 5 persen, sedangkan seluruh variable rill tetap sama. Jadi,
dalam jangka panjang, perubahan jumlah uang beredar tidak menyebabkan fluktuasi
dalam output atau kesempatan kerja. Sedangkan dalam jangka pendek, banyak harga
tidak menanggapi perubahan kebijakan moneter. Pengurangan jumlah uang beredar
tidak langsung menyebabkan seluruh perusahaan memotong upah, semua toko
mengubah label harga barangnya, seluruh perusahaan mail-order mengeluarkan katalog baru, dan semua restoran mencetak
menu baru. Dengan kata lain, hanya sedikit perubahan langsung dalam banyak
harga, atau harga-harga bersifat kaku/sulit berubah (sticky).
Meskipun ,model penawaran dan permintaan agregat
menyerupai model penawaran dan permintaan untuk barang tunggal, namun analogi
ini tidak tepat sama. Model penawaran dan permintaan untuk barang tunggal hanya
memperhatikan satu barang dalam perekonomian yang besar. Sebaliknya, seperti
yang akan kita lihat sekilas interaksi tersebut dengan mengkaji model dalam
bentuk paling sederhana. Permintaan Agregat (aggregate demand, AD) adalah hubungan antara jumlah output yang
diminta dan tingkat harga agregat. Dengan kata lain, kurva permintaan agregat
menyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang pada setiap tingkat
harga.
Kurva Permintaan Agregat: kurva permintaan agregat AD
menunjukkan hubungan antara tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang
diminta Y. kurva itu digambarkan untuk nilai jumlah uang beredar M tertentu.
Kurva permintaan agregat miring kebawah; semakin tinggi tingkat harga P,
semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karena itu semakin rendah
jumlah barang dan jasa yang diminta Y.
Jika kurva penawaran agregat adalah
vertikal, maka perubahan dalam
permintaan agregat mempengaruhi harga tetapi tidak output. Kurva penawaran
agregat vertikal memenuhin dikotomi klasik, kkarena menunjukkan bahwa tingkat
output adalah independen terhadap jumlah uang beredar. Tingkat output jangka
panjang ini, Y disebut kesempatan kerja penuh (full-employment) atau tingkat
output alamlah (natural). Yaitu, pada tingkat output dimana sumber daya
perekonomian dikaryakan sepenuhnya atau yang lebih realistis, dimana
pengangguran berada pada titik wajarnya. Dalam jangka pendek, sebagian harga bersifat kaku dan
tidak menyesuaikan dengan perubahan permintaan. Karena kekakuan harga ini,
kurva penawaran agregat jangka pendek tidak vertikal.
3.2
Kesimpulan
Perekonomian yang ideal adalah
perekonomian yang terus menerus bertumbuh, tanpa satu tahun atau bahkan satu
triwulan tidak mengalami penurunan. Untuk terciptanya perekonomian yang ideal,
maka permintaan dan penawaran yang berlaku dalam suatu negara haruslah stabil,
hal ini bisa terjadi jika masyarakat dalam
suatu negara tersebut juga sejahtera. Sejahtera dalam arti bahwa, disertai juga
dengan stabilitas harga dan kesempatan kerja yang terbuka luas neraca
perdagangan dan neraca pembayaran mengalami surplus yang baik. Sehingga tingkat pendapatan masyarakat juga
meningkat dan kestabilan permintaan dan penawaran dimsyarakat tercipta.
DAFTAR
RUJUKAN
Mankiw, N. Gregory. 2000. Macroeconomics 4th. New York:
Worth Publisher
Sukirno,
sadono. 1997. Ekonomi Makro Edisi
Kedelapan. Jakarta: Raja Grafindo
0 comments:
Posting Komentar