Sabtu, 20 Februari 2016

PENGORGANISASIAN DAN ORGANISASI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang         
            Berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas dan kemampuan yang terbataslah yang mendorong manusia untuk berhubungan dengan manusia lainnya. Hal ini diperkuat dengan pendapat, bahwa manusia merupakan mahluk sosial. Sejalan dengan tingkat kematangan (keinginan dan kemampuannya), hubungan tersebut terus bergerak dinamis dimulai dari tingkat yang sederhana, hingga tingkat hubungan yang modern. Sebuah organisasi adalah pola hubungan banyak yang saling terjalin secara simultan yang menjadi jalan bagi orang, dengan pengarahan dari pimpinan untuk mencapai tujuan bersama.
            Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen. Organisasi identik dengan sekelompok Individu yang terstruktur dan sistematis yang berada dalam sebuah sistem. pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (manusia dan bukan manusia) akan diatur penggunaanya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
            Organisasi sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga organisasi merupakan suatu hal yang penting yang harus di pelajari dengan baik. Contohnya jika kita bekerja pada sebuah perusahaan, kita akan melakukan suatu organisasi. Berkenaan dengan hal itu menarik minat  penulis membuat makalah yang berjudul “Pengorganisaian dan Organisasi”.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep dari pengorganisasian?
2.      Bagaimana konsep dari organisasi?
3.      Bagaimana mengelola perubahan organisasi dan inovasi?
4.      Bagaimana reorganisasi dan restrukturisasi?

C.    Tujuan Masalah
1.      Agar pembaca dapat mengetahui konsep dari pengorganisasian.
2.      Agar pembaca dapat mengetahui konsep dari organisasi.
3.      Agar pembaca dapat mengelola perubahan organisasi dan inovasi
4.      Agar pembaca dapat mengetahui reorganisasi dan restrukturisasi.



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Konsep Pengorganisasian
1.      Pengertian Pengorganisasian
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi manajemen. Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di antara para anggota organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien (Stoner, 1996). Sedangkan Hani Handoko (1999) memberikan pengertian pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya.
Pengorganisasian adalah suatu cara manajerial yang berhubungan dengan usaha-usaha kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan pembagian kerja. Dalam usaha-usaha ini para anggota kelompok melaksanakan pekerjaannya disertai pengetahuan dan metode ilmiah berdasarkan perspektif umum yang perlu memelihara dan menjaga yang relevansi responsive dengan tujuan organisasi. Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
2.      Proses Pengorganisasian
Fungsi yang dijalankan oleh para manajer perusahaan untuk membagi pekerjaan kepada para pelaksana tugas serta mengembangkan struktur hubungan antara pelaksana tugas yang satu dengan pelaksana tugas lainnya sehingga tugas tersebut dapat dilakukan dan menunjang tercapainya tujuan organisasi disebut sebagai fungsi pengorganisasian.  Sedangkan pengorganisasian merupakan suatu proses yang dilakukan oleh para manajer untuk menetapkan hubungan kerja di antara para karyawan agar memungkinkan mereka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Jones dan George, 2007).
Tujuan-tujuan organisasi yang ingin dicapai telah ditetapkan terlebih dahulu dalam suatu proses pengambilan keputusan yang disebut sebagai perencanaan. Secara simultan, manajer harus mempertimbangkan apa yang sedang berlangsung dalam lingkungan organisasi perusahaan saat ini dan juga apa yang akan terjadi pada lingkungan organisasi perusahaan di masa yang akan datang.
Berikut terdapat beberapa proses pengorganisasian yang jika dilakukan dengan baik dan berdasarkan ilmiah maka organisasi yang disusun akan baik, efektif, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
a.       Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai.
b.      Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan, dan menspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
c.       Pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokkan kegiatan-kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama.
d.      Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen.
e.       Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap departemen atau bagian.
f.       Peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas-tugas setiap individu karyawan, supaya tumpang-tindih tugas dihindarkan.
g.      Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan dipakai.
h.      Struktur, artinya manajer harus menetapkan struktur organisasi yang bagaimana akan dipergunakan.



B.  Konsep Organisasi
1.      Pengertian Organisasi
            Menurut Louis A. Allen, organisasi adalah sebagai proses penetuan dan pengelompokan pekerjaan yang akan dikerjakan, menetapkan dan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab, dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan. Sedangkan menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinir dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan  tertentu. Jadi organisasi hanya merupakan suatu alat dan wadah saja yang memiliki unsur-unsur berupa manusia, tempat kedudukan, tujuan, pekerjaan, struktur, teknologi, dan lingkungan.
2.      Prinsip-Prinsip Organisasi
            Untuk terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien, serta sesuai sesuai dengan kebutuhan, secara selektif harus didasarkan pada prinsip-prinsip organisasi sebagai berikut.
a.       Prinsip tujuan organisasi
Menurut prinsip ini tujuan organiasi harus jelas dan rasional, apa bertujuan untuk mendapatkan laba atau untuk memberi pelayanan. Hal ini merupakan bagian penting dalam menentukan struktur organisasi.
b.      Prinsip kesatuan tujuan
Menurut prinsip ini, di dalam suatu organisasi harus ada kesatuan tujuan yang ngin dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi akan kacau jika tidak ada kesatan organisasi.
c.       Prinsip kesatuan perintah
Menurut prinsip ini, hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggung jawaban hanya kepada satu orang atasan, tetapi seorang atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan.
d.      Prinsip rentang kendali
Menurut prinsip ini, seorang manajer hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3 sampai dengan 9 orang. Jumlah bawaha ini tergantung kecakapan dan kemampuan manajer bersangkutan.
e.       Prinsip pendelegasian wewenang
Menurut prinsip ini, hendajnya pendelegasian wewenang dari seseorang  atau sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui wewenangnya.
f.       Prinsip keseimbangan wewenagn dan tanggung jawab
Menurut prinsip ini, hendakna wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung jawab yang timbul karenanya harus sama besarnya, hendaknya wewenang yang didelegasikan tidak meminta pertanggung jawaban yang lebih besar dari wewenang itu sendiri atau sebaliknya. Misalnya, jika wewenang sebesar X, tanggung jawabnya pun harus sebesar X pula.
g.      Prinsip tanggung jawab
Menurut prinsip ini, hendaknya pertanggung jawaban dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang dan perlimpahan wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab kepada orang yang melimpahkan wewenang tersebut.
h.      Prinsip pembagian kerja
Menurut prinsip ini, pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut.
i.        Prinsip penempatan personalia
Menurut prinsip ini, hendaknya penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas kecakapan, keahlian, dan ketrampilannya. Mismanagement harus dihindarkan. Efektivitas organisasi yang optimal memerlukan penempatan karyawan yang tepat. Untuk itu harus dilakukan seleksi yang obyektif dan berpedoman atas job spesification dari jabatan yang aka diisinya.
j.        Prinsip jenjang berangkai
Menurut prinsip ini, hendaknya saluran perintah atau wewenang dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak terpendek. Sebaliknya pertanggung jawaban dari bawahan ke atas juga melalui mata rantai vertikal, jelas dan mempuh jarak terpendeknya. Hal ini penting, karena dasar organisasi yang fundamental adalah rangkaian wewenang dari atas ke bawah.
k.      Prinsip efisiensi
Menurut prinsip ini, suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.
l.        Prinsip kesinambungan
Organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
m.    Prinsip koordinasi
Prinsip ini merupakan tindak lanjut dari prinsip-prinsip organisasi lainnya. Koordinasi yang dimaksudkan untuk mensikronkan dan mengintegrasikan segala tindakan supaya terarah kepada sasaran yang ingin dicapai.
3.      Macam-Macam Organisasi
Adapun macam-macam organisasi sebagai berikut.
a.       Berdasarkan proses pembentukannya
            Dikenal dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Organisasi formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan tujuan-tujuan tertentu yang disadari pula, yang diatur dengan ketentuan ketentuan formal, dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya. Kegiatan-kegiatan/hubungan-hubungan yang terjadi di dalamnya adalah kegiatan jabatan sebagaimana diatur dalam ketentuan-ketentuan tertulis. Ikatan-ikatan yang terdapat dalam organisasi adalah berdasarkan ikatan-ikatan formal. Sedangkan, organisasi informal adalah organisasi yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, tujuannya juga tidak jelas, Anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya tidak ada dan hubungan-hubungan terjalin secara pribadi saja.
b.      Berdasarkan kaitan dengan hubungannya dengan pemerintah
Ada dua macam, yaitu organisasi resmi dan organisasi tidak resmi. Organisasi resmi adalah organisasi yang dibentuk (ada hubungannya) dengan pemerintah dan atau harus terdaftar pada lembaran negara. Misalnya, jawatan-jawatan, lembaga-lembaga pemerintah, yayasan-yayasan, dan perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum. Sedangkan, organisasi tidak resmi adalah organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah dan atau tidak terdaftar pada lembaran negara, seperti organisasi-organisasi swasta, mungkin juga suatu organisasi yang dibentuk oleh pemerintah, tetapi organisasi ini merupakan unit-unit yang sifatnya swasta. Misalnya klub bola voli, klub sepak bola, kelompok belajardan lain-lain.
c.       Berdasarkan skala (ukuran) besar kecilnya
1.      Organisasi besar
2.      Organisasi sedang (menengah)
3.      Organisasi kecil
Tolok ukur (skala) besar kecilnya organisasi ini sifatnya relatif, karena ditentukan oleh banyak faktor, tetapi besar-kecilnya organisasi perlu diketahui, karena akan mempengaruhi pilihan manajemen yang akan diterapkan.
d.      Berdasarkan tujuannya
1.      Public organization (organisasi sosial), yaitu organisasi yang (nonprofit), tujuan utamanya untuk melayani kepentingan umum, tanpa perhitungan rugi-laba. Misalnya: pemerintah, yayasan sosial dan lain-lain.
2.      Business organization (organisasi perusahaan) adalah organisasi yang didirikan untuk tujuan komersial (mendapatkan laba) dan semua tindakannya selalu bermotifkan laba (profit motive). Jika organisasi perusahaan tidak memberikan laba/keuntungan lagi maka tidak rasional untuk melanjutkan lagi.
e.       Berdasarkan bagan organisasinya
1.      Berbentuk segitiga vertikal/horizontal
Bentuk struktur organisasi segitiga ini palin banyak dipakai dalam organisasi atau perusahaan.
Kelebihan dari bentuk segitiga vertikal/horizontal ini yaitu sebagai berikut.
a.       Tingkatan manajer dan kedudukan setiap karyawan jelas dan mudah diketahui.
b.      Garis perintah dan tanggung jawab jelas dan mudah kelihatan.
c.       Rentang kendali setiap bagian jelas dan mudah diketahui
d.      Posisi kedudukan setiap karyawan jelas dan mudah diketahui.
e.       Jenis wewenang yang dimiliki setiap pejabat jelas dan mudah diketahui
f.       Pimpinan organisasi jelas kelihatan
g.      Berapa tingkatan organisasi mudah diketahui.
Kelemahan dari bentuk segitiga vertikal/horizontal ini yaitu sebagai berikut.
a.       Pimpinan kolektif tidak dapat digambarkan
b.      Top manager kelihatannya hanya mempunyai authority ke dalam organisasi saja.
2.      Berbentuk kerucut vertikal/horizontal
            Struktur organisasi yang berbentuk kerucut ini pada prinsipnta sama dengan struktur organisasi yang berbentuk segitiga. Perbedaannya terletak pada struktur yang berbentuk segitiga menunjukkan bahwa “pimpinan puncak hanya ada satu” sedangkan struktur organisasi yang berbentuk kerucut ini menunjukkan bahwa pimpinan puncak ini kolektif atau banyak. Pimpinan kolektif ini sering dipakai dalam organisasi berupa komite atau perusahaan firma, karena perusahaan firma diharuskan bahwa semua kekayaan pribadi anggota ikut dipertaruhkan untuk membayar utang-utang firma, jika firma tersebut dilikuidasi. Hal inilah yang mendoronganggota firma menganut “pimpinan kolektif” pada puncak pimpinan untuk menghindari tindakan negatif jika pimpinan puncaknya tunggal. Pada organisasi komite tujuan pimpinannya puncak kolektif ialah untuk menghindari kepemimpinan otoriter atau diktator jika pimpinan puncaknya tunggal.
3.      Berbentuk lingkaran dan atau setengah lingkaran
Struktur organisasi yang berbentuk lingkaran ini jarang dipergunakan dan kurang populer karena untuk mengetahui kedudukan atasan dan bawahan agak sulit dan kurang jelas, namun kebaikannya yaitu pimpinan puncak kelihatan mempunyai wewenang ke setiap penjuru dan sebagai sentral keputusan dan kebijakan.
4.      Berdasarkan bulat telur (oval)
Struktur organisasi berbentuk oval ini sering dipergunakan dalam perundingan politik. Dalam perundingan politik antar negara yang berselisih, biasanya soal meja tempat berunding digunakan meja yang berbentuk oval.
f.       Berdasarkan tipe-tipe atau bentuknya
1.      Organisasi lini
            Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol dan biasanya organisasi ini dipakai perusahaan kecil saja. Dalam organisasi ini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan kepada atasannya juga dilakukan melaui garis vertikal yang terpendek. Perintah-perintah hanya diberikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab kepada atasan yang bersangkutan.
Ciri-ciri organisasi lini yaitu sebagai berikut.
a.       Organisasinya relatif kecil dan masih sederhana.
b.      Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis wewenang terpendek
c.       Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan
d.      Jumlah karyawannya relatif sedikit dan saling mengenal.
Kebaikan dari organisasi lini
a.       Kesatuan pimpinan dan asas kesatuan komando tetap dipertahankan sepenuhnya
b.      Garis komando dan pengendalian tegas, tidak mungkin terjadi kesimpangsiuran karena pimpinan langsung berhubunga dengan karyawan
c.       Proses pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan instruksi berjalan cepat, tidak bertele-tele.
d.      Kedisplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik.
e.       Koordinasi lebih mudah dilaksanakan.
Keburukan dari organisasi lini
a.       Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi seringkali tidak dapat dibedakan.
b.      Ada kecenderungan dan kesempatan dan kesempatan pucuk pimpinan untuk bertindak secara otoriter.
c.       Rencana, keputusan, kebijaksanaan, dan pengendalian relatif kurang baik, karena adanya keterbatasan manusia.


2.      Organisasi lini dan staf
            Organisasi lini dan staf ni pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan fungsional. Kombinasi ini dilakukan dengan cara memanfaatkan kebaikan-kebaikannya dan meniadakan keburukan-keburukannya. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan di bawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan perusahaan. Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari para staf. Tugas dari para staf hanya untuk memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan dan kebijaksanaannya.
            Garis wewenang tetap berada pada pimpinannya, sedangkan staf hanya memiliki wewenang staf saja. Dipakai atau tidaknya saran-saran , data, dan informasi  para staf sepenuhnya tergantungpada keputusan pimpinan sendiri. Tipe organisasi ini umumnya digunakan untuk organisasi yang besar, daerah kerjanya luas dan pekerjaannya banyak.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf:
a.       Pucuk pimpinannya hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.
b.      Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
c.       Hubungan antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat langsung.
d.      Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.
e.       Spesialisasi yang beranekaragam diperlukan dan digunakan secara optimal.
Kebaikan dari struktur organisasi lini dan staf:
a.       Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada dalam satu tangan saja.
b.      Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
c.       Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staf, dan pelaksana.
d.      Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunyai seorang atasan tertentu saja.
e.       Keuntungan dari sppesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
Kelemahan dari struktur organisasi lini dan staf:
a.       Kelompokan pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan nasihat.
b.      Solidaritas dan esprit de corps karyawan kurang, karena tidak saling mengenal.
c.       Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.
3.      Organisasi fungsional
            Organisasi fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Pembagian kerja didasarkan pada spesialisasi yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas dan sesuai spesialisasi.
Ciri-ciri organisasi fungsional:
a.       Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
b.      Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
c.       Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
d.      Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
e.       Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi.
Kebaikan dari struktur organisasi fungsional:
a.       Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.
b.      Keuntungan adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
c.       Para karyawan akan terampil di bidangnya masing-masing.
d.      Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
e.       Solidaritas moral dan kedisplinan karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang sama tinggi.
f.       Direktur utama tugasnya ringan, karena para direkturnya adalah spesialis di bidang masing-masing.
Keburukan dari struktur organisasi fungsional:
a.       Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa orang atasan.
b.      Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan.
c.       Para karyawan sulit mengadakan alih tugas akibat spesialisasi yang mendalam, kecuali mengikuti pelatihan lebih dahulu.
d.      Karyawan terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan.
e.       Sering timbul solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan pengotak-otakan ikatan karyawan yang sempit.
4.      Organisasi lini, staf, dan fungsional
            Organisasi ini merupakan kombinasi dari tipe lini, staf, dan fungsional dan biasanya diterpakan pada organisasi besar serta kompleks. Organisasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan keburukan dari ketiga tipe organisasi tersebut. Dengan demikiian cocok untuk dipakai pada suatu organisasi yang besar dan kompleks.
5.      Organisasi komite
            Organisasi komite adalah suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite ini mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan.
Ciri-cirinya:
a.       Pembagian tugasnya jelas dan tertentu.
b.      Wewenang semua anggota sama besarnya.
c.       Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun secara kolektif.
d.      Keputusan merupakan keputusan semua anggota.
Kebaikannya:
a.       Keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan oleh beberapa orang.
b.      Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter dapat dicegah.
c.       Pembinaan dan pertisipasi dapat ditingkatkan.
Keburukannya:
a.       Penanggung jawab keputusannya kurang jelas, sebab keputusan merupakan keputusan bersama.
b.      Waktu untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar:
c.       Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui voting suara.

C.  Mengelola Perubahan Organisasi dan Inovasi
1.      Perubahan Organisasi
Perubahan organisasi merupakan modifikasi substantif pada beberapa bagian organisasi. Oleh karena itu, perubahan dapat meliputi hampir segala aspek dalam suatu organisasi seperti jadwal pekerjaan, dasar untuk depatementalisasi, rentang manajemen, mesin-mesin, rancangan organisasi, orang-orang di dalam organisasi itu sendiri, dan lain sebagainya.
2.      Dorongan Untuk Berubah
            Dorongan untuk berubah dalam organisasi meliputi dorongan internal dan eksternal. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
a.       Dorongan Internal
            Suatu keputusan perusahaan elektronik untuk memasuki pasar komputer rumah atau suatu keputusan untuk meningkatkan target penjualan produk selama sepuluh tahun sebesar 3 persen akan mengakibatkan banyak perubahan dalam organisasi. Dorongan lain untuk berubah mungkin direfleksikan oleh dorongan eksternal. Dengan bergesernya nilai sosiokultural misalnya, sikap pekerja terhadap pekerjaan mereka juga mungkin bergeser dan pekerja mungkin menuntut suatu perubahan dalam suatu jam kerjaatau kondisi kerja. Dalam kasus ini, meskipun penyebab perubahan berasal dari lingkungan eksternal, namun organisasi harus merespon secara langsung kepada tekanan internal yang dihasilkan.
b.      Dorongan Eksternal
       Dorongan berasal dari lingkungan umum organisasi. Sebagai contoh dua krisis energi, industri mobil Jepang yang agresif, tingkat pertukaran mata uang yang mengambang, dan tingkat bunga internasional yang mengambang, semua itu merupakan manifestasi dari dimensi internasional bagi lingkugan internasional sangat mempengaruhi perusahaan mobil Amerika serikat. Aturan baru dalam produksi dan persaingan memaksa mereka mengubah cara mereka berbisnis secara dramatis. Di bidang politik, hukum baru, keputusan pengadilan, dan peraturan baru mempengaruhi organisasi. Dimensi teknologi mungkin menghasilkan teknik produksi baru yang perlu dieksplorasi oleh organisasi.
       Pesaing mempengaruhi organisasi melalui struktur harga dan jalur produk. Organisasi harus menaruh perhatian pada selera dan preferensi konsumen. Pemasok mempengaruhi organisasi dengan meningkatkan dan menurunkan harga atau mengubah jalur produk. Pembuat aturan dapat memiliki efek yang dramatis atas organisasi. Sebagai contoh ketika suatu perusahaan mengatur bahwa suatu proses produksi tertentu berbahaya bagi pekerja, ia dapat memaksa suatu perusahaan untuk menutup suatu pabrik hingga ia memenuhi standar keselamatan yang lebih tinggi. Serikat kerja dapat memaksakan perubahan ketika mereka merundingkan upah yang lebih tinggi atau ketika anggota mereka melakukan pemogokan.
3.      Perubahan Terencana Versus Perubahan Reaktif
Perubahan terencana adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang. Perubahan reaktif adalah suatu respon terhadap peristiwa ketika muncul karena perubahan reaktif mungkin dilakukan secara cepat, potensi untuk terjadinya perubahan yang disusun dan dilaksanakan dengan buruk meningkat. Perubahan secara terencana selalu lebih disukai dibanding dengan perubahan reaktif.
Manajer seharusnya memahami arti dan perlunya perubahan, demikian dampak potensial bagi organisasi mereka. Mereka juga seharusnya menyadari bahwa perubahan jaran berhenti dan bahwa sejumlah perubahan mungkin terjadi secara simultan. Manajer juga harus menyadari bahwa kebutuhan akan perubahan dapat didorong baik oleh kekuatan internal maupun eksternal. Lebih lanjut, mereka seharusnya juga menilai pentingnya perubahan terencana versus perubahan reaktif. Tujuan mereka seharusnya adalah untuk merencanakan perubahan kapanpun memungkinkan.
4.      Mengelola Perubahan dalam Organisasi
            Perubahan organisasi merupakan suatu fenomena yang kompleksuntuk mengimplementasikan perencanaan untuk perubahan, manajer perlu memahami langkah-langkah perubahan yang efektif dan bagaimana mengatasi penolakan karyawan terhadap perubahan yang efektif dan bagaimana mengatasi penolakan karyawan terhadap perubahan.
Langkah-langkah dalam Proses Perubahan
a.       Mengenali kebutuhan akan perubahan
b.      Menetapkan tujuan perubahan
c.       Mendiagnosis dari variable yang relevan
d.      Pemilihan teknik perubahan yang sesuai
e.       Merencanakan implementasi untuk perubahan
f.       Implementasi aktual
g.      Evaluasi dan tidak lanjut
5.      Pengembangan Organisasi
            Pengembangan organisasi merupakan suatu usaha terencana yang berskala organisasi, dikelola dari puncak, dan dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan kesehatan organisasi melalui intervensi yang terencana untuk dalam proses organisasi yang menggunakan pengetahuan perilaku.
Teknik-teknik Pengembangan Organisasi
Terdapat berbagai macam teknik dalam mengembangkan organisasi, antara lain adalah.
a.       Aktifitas diagnostik dilakukan dengan cara mendiagnosa keadaan organisasi saat ini dengan cara menggunakan kuasioner, wawancara, arsip data untuk mengukur karakteristik organisasi yang digunakan mengidentifikasi bidang yang bermasalah.
b.      Membangun tim untuk meningkatkan efektivitas dan kepuasan dari individu yang bekerja dalam kelompok untuk meningkatkan efektivitas keseluruhan kelompok.
c.       Timbal balik survei dalam hal ini setiap karyawan merespon suatu kuasioner yang dimaksudkan untuk mengukur persepsi dan sikap. Tujuannya adalah mengubah tingkah laku supervisor dengan cara menunjukkan kepada mereka bagaimna bawahan memandang mereka.. setelah timbal balik dilaksanakan, lokakarya dapat dilaksanakan untuk mengevaluasi hasil dan menyarankan perubaha yang konstruktif.
d.      Pendidikan dilakukan dengan cara berfokus pada pelatihan di ruang kelas. Walau aktifitas semacam ini dapat digunakan untuk tujuan teknis dengan cara memainkan peran yang berbeda supaya mengetahui bagaimana perasaan  dari orang yang kita perankan dalam organisasi.
e.       Bimbingan dan konseling tujuannya adalah untuk membantu orang dalam mengembangkan kepekaan yang lebih baik mengenai bagaimana orang lain melihat mereka maupun mempelajari perilaku yang akan membantu orang lain dalam mencapai tujuan mereka dalam mencapai pekerjaan. Fokusnya adalah bagaimana menghasilkan kinerja yang lebih baik di masa mendatang.
6.      Inovasi Organisasional
Inovasi organisasional adalah usaha yang terkelola dari suatu organisasi untuk mengembangkan produk atau jasa baru, atau kegunaan baru dari produk atau jasa yang ada. Inovasi jelas-jelas penting karena tanpa inovasi organisasi akan tertinggal.
7.      Proses Inovasi
            Ini terdiri dari pengembangan, penerapan, peluncuran, pertumbuhan, dan pengelolaan kematangan dan penurunan ide-ide kreatif. Proses-proses inovasi meliputi.
a.       Pengembangan inovasi yang berkaitan dengan organisasi mengevaluasi, memotivasi dan meningkatkan suatu ide kreatif.
b.      Aplikasi inovasi meliputi organisasi menggunakan ide yang dikembangkan dalam rancangan, manufaktur, atau pengantaran produk, jasa atau proses baru.
c.       Peluncuran inovasi meliputi organisasi memperkenalkan produk atau jasa baru terhadap pasar.
d.      Peluncuran meliputi permintaan atas produk barang dan jasa baru tumbuh.
e.       Kematangan inovasi meliputi sebagian organisasi kompetitor memiliki akses terhadap ide.
f.       Penurunan inovasi meliputi permintaan atas inovasi menurun, dan inovasi pengganti diterapkan dan dikembangkan.
8.      Kegagalan dalam inovasi
Untuk tetap kompetitif organisasi harus inovatif. Banyak organisasi yang memang seharusnya inovatif tidak berhasil membawa produk atau jasa baru, atau melakukan hal tersebut setelah inovasi yang diciptakan oleh orang lain telah menjadi sangat matang. Gagalnya inovasi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain.
a.       Kurangnya sumber daya
Inovasi merupakan suatu hal yang mahal dalam hitungan waktu, uang, dan energi. Jika organisasi tidak mempunyai dana yang cukup untuk membiayai inovasi atau tidak mempekerjakan karyawan yang diperlukan untuk menjadi inovatif perusahaan juga mungkin akan tertinggal dalam hal inovasi.
b.      Kegagalan dalam mengenali kesempatan
Untuk memperoleh keunggulan kompetitif biasanya perusahaan harus membuat keputusan inovasi sebelum proses inovasi mencapai tahap matang. Semakin awal investasi semakin besar pula risikonya. Jika organisasi tidak terampil mengenali situasi dan kesempatan, maka mungkin organisasi tersebut akan sangat berhati-hat dan gagal dalam berinvestasi pada suatu inovasi yang akan menjadikan orgaisasi lain berhasil.
c.       Penolakan akan perubahan
Banyak organisasi menolak adanya perubahan. Jenis perubahan ini secara pribadi dapat menjadi suatu hal yang sulit bagi manajer dan anggota lain dari organisasi. Oleh karena itu, penolakan terhadap perubahan dapat menghambat terjadinya proses inovasi dalam organisasi.
9.      Mendorong Inovasi dalam Organisasi
Berbagai ide untuk mendorong inovasi dalam organisasi telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Dunia manajemen mendeskripsikan bahwa microsoft berusaha menstimulasi inovasi. tiga cara yang dapat digunakan untuk mendorong inovasi adalah sebagai berikut.
a.       Sistem penghargaan
Sistem penghargaan adalah suatu cara yang digunakan untuk mendorong dan tidak mendorong perilaku tertentu dari karyawan. Dengan adanya penghargaan para anggota akan cenderung lebih termotivasi sehingga mereka bekerja dengan lebih kreatif dan inovatif. Penting bagi organisasi untuk memberikan penghargaan bagi para anggota yang dapat berperilaku kreatif, akan tetapi lebih baik jika menghindari hal tersebut.
b.      Budaya Organisasi
Budaya suatu organisasi adalah serangkaian nilai, kepercayaan, dan simbol yang membantu membimbing perilaku. Suatu budaya organisasi yang kuat dan difokuskan dengan tepat dapat digunakan untuk mendukung aktifitas inovatif. Suatu budaya yang dikelola dengan baik dapat mengomunikasikan bahwa inovasi dihargai dan akan diberi penghargaan dan bahwa kegagalan yang kadang terjadi dalam mencari ide baru tidak hanya diterima, tapi juga sudah diperkirakan. Sebagai tambahan pada sistem penghargaan dan aktifitas intrapreneur, perusahaan seperti 3M, corning, monsanto, procter &Gamble, Texas Instrument, Johnson & Johnson, dan Merceka dikenal memiliki budaya kuat yang berorientasi pada inovasi yang menghargai kreativitas individual, pengambilan resiko dan kreativitas.
c.       Intrapreunership dalam Organisasi yang Lebih Besar
Intrapreneur serupa dengan entrepreneurs kecuali bahwa mereka mengambangkan suatu bisnis baru dalam konteks organisasi besar. Terdapat 3 peran intrapreneurial dalam organisasi besar. Untuk menggunakannya dengan sukses untuk mendorong kreatifitas dan inovasi, organisasi harus menemukan satu atau lebih individu untuk melaksanakan peran ini.
Penemu atau inventor adalah orang yang benar-benar menyusun dan mengembangkan ide, produk, atau jasa baru dengan proses kreatif. Akan tetapi karena penemu mungkin kurang memiliki keahlian atau motivasi untuk mengawasi transformasi produk atau jasa dari suatu ide menjadi suatu entitas yang dapat dipasarkan, maka peran kedua diperlukan. Seorang product champion biasanya adalah seorang manajer menengah yang mengetahui proyek tersebut dan berkomitmen dengannya.

D.Reorganisasi Dan Restrukturisasi
Organisasi pada saat didirikan relatif sesuai dengan kebutuhan, baik anggaran dasar (AD), anggaran rumah tangga (ART), maupun strukturnya. Sehubungan dengan perkembangan kondisi, situasi dan kebutuhan maka perlu dilakukan evaluasi dan  penilaian kembali organisasi tersebut apakah masih efektif membantu terwujudnya tujuan. Evaluasi, penilaian, dan penyusunan kembali organisasi ini sering disebut "reorganisasi". Reorganisasi adalah penyusunan kembali suatu organisasi, baik AD, ART-nya maupun strukturnya supaya oraganisasi itu lebih efektif dalam mencapai tujuan.Reorganisai ini dilakukan karena tuntunan "internal dan eksternal". Internal yaitu tuntutan dari dalam organisasi karena semakin maju atau mundur. Eksternal yaitu tuntutan dan dorongan dari luar organisasi, misalnya merger, peraturan pemerintah dan lain-lain.
Restrukturisasi adalah perubahan struktur suatu organisasi baik secara vertikal maupun horizontal, agar lebih efektif membantu tercapainya tujuan.Restrukturisasi ini dilakukan karena struktur organisasi tidak efektif lagi, akibat adanya kemajuan atau kemunduran organisasi.Restrukturisasi vertikal diartikan memperpanjang tingkatan-tingkatan suatu organisasi, misalnya direksi, kepala bagian, kepala seksi, dan workers dan sebaliknya.
Kebaikannya:
1. Rentang kendali relatif sedikit.
2. Pengendalian karyawan akan lebih mudah.
3. Koordinasi relatif akan lebih baik.
Keburukannya:
1. Tingkatan-tingkatan jabatan banyak, akibatnya tunjangan jabatan semakin banyak.
2. Jalur perintah dan tanggung jawab terlalu panjang.
3. Jalur informasi dan komunikasi cukup panjang.
Restruktisasi horizontal diartikan perubahan struktur suatu organisasi dengan cara menambah jumlah bagian atau departemennya. Dengan cara ini rentang kendali semakin banyak dan struktur organisasi semakin lebar. Misalnya, dari tujuh bagian dijadikan menjadi sembilan bagian atau departemen.
Kebaikannya:
1. Jalur perintah dan tanggung jawab pendek.
Tingkatan-tingkatan jabatan sedikit.
Jalur informasi dan komunikasi relatif pendek.
Keburukannya:
1. Rentang kendali semakin banyak.
2. Koordinasi akan lebih sulit.
3. Pengarahan dan pengendalian karyawan kurang baik.
Restrukturisasi yang terbaik, tergantung kepada kebutuhan dan penekanan yang diinginkan. Jika pengarahan pengendalian dan koordinasi yang diutamakan maka restrukturisasi vertikallah yang baik. Tetapi jika jalur perintah, tanggung jawab, dan komunikasi yang diutamakan maka restrukturisasi horizontal yang terbaik. Sebaiknya penilaian struktur suatu organisasi dilakukan sekali dalam lima tahun, agar struktur itu selalu efektif membantu tercapainya tujuan. Reorganisasi dan restrukturasi harus berdasarkan prinsip bahwa  "organisasi dan strukturisasinya harus lebih efektif dalam membantu tercapainya tujuan".
Likuidasi adalah pembubaran suatu perusahaan karena jatuh pailit, artinya perusahaan itu jika diteruskan tidak akan menguntungkan lagi. Likuidasi ini disebabkan oleh "internal atau eksternal". Internal karena mengalami kerugian, eksternal karena izinnya dicabut oleh pemerintah.
Berikut ini contoh langkah-langkah yang dilakukan untuk reorganisasi.
Menghitung nilai perusahaan: Misalkan pihak pengadilan dan kurator mengestimasi penjualan di masa mendatang bias mencapai Rp 75 juta pertahun. Profit margin yang bias dicapai diperkirakan sekitar 10%. Dengan kata lain keuntungan yang diperkirakan diperoleh perusahaan tersebut adalah Rp 7,5 juta pertahun.
Menghitung tingkat kapitalisasi atau tingkat multiple dan nilai perusahaan : Misalkan saja tingkat kapitalisasi perusahaan yang sejenis adalah sekitar 12%. Maka, Nilai = 7,5 juta / 0,12 = Rp 62,50 juta.
Teknik multiple (seperti PER) juga bisa digunakan. Misalkan saja rasio PER (Price Earning Ratio) untuk perusahaan lain adalah sekitar 8 kali. Pihak penilai menganggap rasio tersebut cukup wajar untuk perusahaan tersebut. Dengan menggunakan teknik tersebut nilai perusahaan adalah :
Nilai perusahaan = Rp 7,5 juta x 8 = Rp 60 juta. Tentu saja teknik atau cara yang berbeda akan menghasilkan angka yang berbeda. Misalkan saja pihak kurator menentukan nilai perusahaan adalah Rp 60 juta.
Menentukan Struktur Modal yang Baru
Karena jumlah Rp 60 juta tersebut lebih rendah dibandingkan total klaim (total pasiva ), maka struktur modal yang baru perlu ditentukan. Struktur modal yang baru diharapkan lebih meringankan beban tetap perusahaan.



BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di antara para anggota organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien. Proses pengorganisasian yang jika dilakukan dengan baik dan berdasarkan ilmiah maka organisasi yang disusun akan baik, efektif, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya, yaitu Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai, penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan, dan menspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokkan kegiatan-kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama.
Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinir dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan  tertentu. Jadi organisasi hanya merupakan suatu alat dan wadah saja yang memiliki unsur-unsur berupa manusia, tempat kedudukan, tujuan, pekerjaan, struktur, teknologi, dan lingkungan.
Prinsip-prinsip organisasi yaitu Prinsip tujuan organisasi, Prinsip kesatuan tujuan, Prinsip kesatuan perintah, Prinsip rentang kendali, Prinsip pendelegasian wewenang, Prinsip keseimbangan wewenagn dan tanggung jawab, Prinsip tanggung jawab, Prinsip pembagian kerja, Prinsip penempatan personalia, Prinsip jenjang berangkai, Prinsip efisiensi, Prinsip kesinambungan, Prinsip koordinasi.
Macam-macam organisasi sebagai berikut.
1.      Berdasarkan proses pembentukannya
2.      Berdasarkan skala (ukuran) besar kecilnya. Organisasi besar. Organisasi sedang (menengah). Organisasi kecil
3.      Berdasarkan tujuannya. Public organization (organisasi sosial). Business organization (organisasi perusahaan)
4.      Berdasarkan bagan organisasinya. Berbentuk segitiga vertikal/horizontal. Berbentuk kerucut vertikal/horizontal. Berbentuk lingkaran dan atau setengah lingkaran. Berdasarkan bulat telur (oval)
5.      Berdasarkan tipe-tipe atau bentuknya. Organisasi lini. Organisasi lini dan staf. Organisasi fungsional. Organisasi lini, staf, dan fungsional. Organisasi komite
Langkah-langkah dalam Proses Perubahan
a.       Mengenali kebutuhan akan perubahan
b.      Menetapkan tujuan perubahan
c.       Mendiagnosis dari variable yang relevan
d.      Pemilihan teknik perubahan yang sesuai
e.       Merencanakan implementasi untuk perubahan
f.       Implementasi aktual
g.      Evaluasi dan tidak lanjut
Reorganisasi adalah penyusunan kembali suatu organisasi, baik AD, ART-nya maupun strukturnya supaya oraganisasi itu lebih efektif dalam mencapai tujuan.Restrukturisasi adalah perubahan struktur suatu organisasi baik secara vertikal maupun horizontal, agar lebih efektif membantu tercapainya tujuan.

B.     Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para pemimpin  sebaiknya harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang organisasi baik secara individu mau kelompok.



DAFTAR  RUJUKAN
Griffin, Ricky, W. 2002. Manajemen. Terjemahan Gina Gania. 2004. Jakarta: Erlangga.
Hasibuan, Malayu, S.P., H. 2015. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Solihin, Ismail. 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga.

1 komentar: